Kamis 26 Apr 2018 00:04 WIB

Teknologi Termal Dinilai Solusi Pengelolaan Sampah Perkotaan

Di Jakarta sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 7.000 ton per hari.

Truk pengangkut sampah (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Truk pengangkut sampah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Sri Wahyono mengatakan, teknologi termal merupakan solusi bagi sampah perkotaan.

"Teknologi termal merupakan teknologi pengelolaan sampah yang mampu mereduksi volume sampah secara cepat, 'waste to energy', dan bisa ditempatkan di tengah kota," kata Sri Wahyono dalam Ngaji Teknologi NU yang diselenggarakan oleh Lakpesdam dan LTN PBNU di Jakarta, Rabu (26/4).

Menurut dia, masalah sampah bisa menjadi bom waktu bagi kelangsungan hidup manusia apabila tidak ditemukan solusi yang tepat karena produksinya yang terus meningkat.

Selain keterbatasan tempat pembuangan akhir, partisipasi masyarakat dalam gerakan 3R (reduce, reuse, recycle) di tingkat komunitas pun tak seperti yang diharapkan. Belum lagi banyak konflik kepentingan di dalamnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan BPPT, di kota besar seperti Jakarta sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 7.000 ton perhari.

"Situasi ini harus segera disikapi secara cermat dan cepat," kata doktor Ilmu Lingkungan dari Fakultas Pascasarjana, Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia itu.

BPPT telah mengeluarkan sistem teknologi termal yang dinilai tepat sebagai solusi pragmatis di masa kritis pengelolaan sampah. Selain mampu mengatasi jumlah sampah yang semakin besar, teknologi termal juga bisa memproduksi energi listrik.

"Energi listrik yang dihasilkan oleh teknologi termal ini sebatas nilai tambah saja, substansinya tetap kita ingin permasalah sampah ini teratasi," ujar Sri Wahyono.

Proyek percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan teknologi termal telah dikembangkan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (PTSP) Bantargebang dengan kapasitas pengelolaan sampah 50-100 ton per hari dan mampu memproduksi listrik 400-700 KW.

Rencananya PLTSa akan dilakukan juga di sejumlah kota di Indonesia, seperti Tangerang, Bekasi, Bandung, Tangerang Selatan, Semarang, Solo, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang, dan Manado.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement