Rabu 25 Apr 2018 16:43 WIB

BMKG Bantah Badai Cempaka Mendekat ke DIY

BMKG tegaskan tidak terpantau badai tropis di Samudera Hindia selatan DIY dan Jateng.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah Badai Tropis Cempaka mendekat ke DIY. Bantahan itu disampaikan setelah kabar itu merebak usai terjadinya angin kencang yang diyakini puting beliung di sekitaran DIY, Selasa (24/4).

"Badai Tropis Cempaka yang terjadi tahun lalu sudah dinyatakan punah dan setiap nama badai yang telah punak tidak akan digunakan lagi oleh BMKG," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Agus Sudaryatno, Rabu (25/4) sore.

Ia menjelaskan, saat ini tidak terpantau adanya badai tropis di Samudera Hindia selatan DIY dan Jawa Tengah. Hal itu dikarenakan belahan bumi selatan merupakan pusat tekanan udara tinggi, sehingga DIY dan Jawa Tengah bertiup angin timuran dari Benua Australia.

Sukanta menerangkan, badai tropis dan puting beliung merupakan dua fenomena meteorologi yang berbeda skala maupun mekanisme pembentukannya. Badai tropis merupakan skala synoptik yang radiusnya 150-200 kilometer.

Sedangkan, puting beliung merupakan skala lokal dengan radius sekitar satu kilometer, sehingga antara keduanya tidak saling berkaitan. Pascaterjadi di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, potensi terbentuknya kembali puting beliung itu sendiri sangat kecil.

"Penyebabnya adalah kondisi dinamika atmosfer seperti intensitas penyinaran matahari, suhu permukaan bumi, dan bila angin di lapisan bumi bagian bawah tidak signifikan, sehingga tidak mendukung untuk terbentuk puting beliung kembali," ujar Agus.

Berdasarkan poin-poin itu, BMKG menyatakan informasi adanya badai tropis Cempaka sebagai hoaks atau tidak benar.

BMKG mengimbau masyarakat DIY dan Jawa Tengah tidak perlu percaya dengan berita itu dan tidak menyebarluaskan pula ke pihak manapun dengan menggunakan media apapun.

BMKG meminta masyarakat untuk mengonfirmasi BMKG DIY dan Jawa Tengah terkait kebenaran setiap berita. Terutama, lanjut Agus, tentang cuaca yang meragukan dan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyrakat. Terakhir, ia meminta masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem.

"Mengingat saat ini DIY dan Jawa Tengah masih berada pada masa pancaroba atau peralihan musim dari hujan ke kemarau," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement