Rabu 25 Apr 2018 04:45 WIB

Qodari: Anis Matta Lebih Menarik Dibanding Tokoh PKS Lainnya

Anis Matta merupakan tokoh dari luar Jawa dan dianggap cocok mendampingi Prabowo.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari sembilan kader yang diajukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menduduki posisi pertama yang paling diunggulkan. Namun, PKS menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo dan Partai Gerindra untuk memutuskannya.

Direktur Eksekutif lembaga survei Indo Barometer M Qodari menilai proses internal PKS itu sangat dominan dengan Majelis Syuro-nya. Kemudian, Majelis Syuro dikabarkan sudah menetapkan Aher. Namun, Qodari mengaku tidak mengetahui secara persis pertimbangannya memilih mantan gubernur Jawa Barat itu.

"Mungkin banyak pertimbangan-pertimbangan yang bersifat kualitatif. Walaupun sebetulnya menurut saya kalau dari PKS yang paling menarik adalah Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta," kata Qodari, saat dihubungi melalui telepon, Selasa (24/4).

Qodari beralasan, selama ini Hidayat Nur Wahid menjadi figur yang paling populer dari internal PKS dalam skala nasional. Itu karena dia pernah menjadi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Sementara itu, Anis Matta adalah sosok yang datang dari luar Jawa. Dia datang dari Sulawesi. Hal ini menjadi nilai tersendiri bagi Anis Matta. "Sedangkan Prabowo orang Jawa. Jadi, kalau dari Jawa lagi seperti Hidayat Nur Wahid dan Aher, asumsinya tidak menambah suara. Tapi kalau Anis Matta, dia dari luar Jawa. Dia bisa menambah suara," kata Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement