REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) diwakili Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementsos Harry Hikmat turut hadir dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pengungsian korban gempa Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (23/4). Dalam kunjungan ini Kemensos sekaligus memberikan bantuan sebesar Rp 767,2 juta.
Bantuan tersebut terdiri dari bantuan logistik tanggap darurat sebesar Rp 667.237.736, santunan ahli waris untuk dua orang masing-masing Rp 15 juta, dan santunan korban luka-luka sebesar Rp 70 juta untuk 35 orang. Harry menjelaskan, ada tiga upaya penanganan bencana sesuai standar yang dilaksanakan Kemensos.
Pertama, tahap prabencana. Pada tahap ini, Kemensos membangun sistem penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial, menyiapkan sarana dan prasana pendukung, mengembangkan kapasitas SDM Tagana dan relawan sosial, membentuk kampung siaga bencana, membentuk forum keserasian sosial dan kearifan lokal, sosialisasi, simulasi, dan gladi lapangan.
Untuk tahap kedua adalah pada saat bencana. Dalam tahap ini Kemensos mengaktivasi sistem penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial, pengerahan SDM Tagana dan relawan sosial, pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan sosial lainnya, advokasi dan layanan dukungan psikososial.
"Di antaranya mendirikan dapur umum lapangan, pemenuhan kebutuhan logistik pengungsi, dan layanan dukungan psikososial kepada korban terdampak bencana," papar Harry melalui siaran pers Kementerian Sosial, Senin.
Tahap ketiga atau tahap pascabencana, adalah pemberian bantuan pemulihan (santunan sosial, jaminan hidup dan bantuan stimulan lainya), advokasi dan layanan dukungan psikososial, dan melaksanakan rujukan. Bencana alam gempa bumi di Banjarnegara terjadi pada Rabu (18/4) pukul 13.28 WIB.
Gempa berkekuatan 4,4 SR dengan kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 kilometer utara Kebumen. Pusat gempa yang dangkal dengan kondisi tanah gembur mengakibatkan kerusakan cukup parah pada empat Desa di wilayah Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Akibat peristiwa ini dua orang meninggal dunia atas nama Asep (13) dan Nenek Kasri (100), 35 orang luka-luka.
Jumlah pengungsi hingga Senin (23/4) adalah 2.125 jiwa dari 711 kepala keluarga (KK). Gempa juga mengakibatkan 194 rumah rusak dengan rincian 86 rumah rusak ringan, 31 rumah rusak sedang, 77 rumah rusak berat. Sementara total kerusakan fasilitas umum tiga sekolah, tiga masjid, dan satu mushalla.