REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman keras (miras) oplosan kembali menewaskan korban. Dalam sepekan terakhir, lima orang pria tewas karena menenggak miras oplosan di Bekasi, Jawa Barat. Padahal, Kepolisian Republik Indonesia sudah giat melakukan operasi dan razia miras di berbagai wilayah.
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin menegaskan, Polri telah berkomitmen membumihanguskan minuman keras oplosan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Dia pun memastikan akan mengevaluasi kinerja kepala kepolisian di wilayah yang daerahnya masih jatuh korban miras oplosan.
"Ya, mereka (pimpinan kepolisian di wilayah) akan kita evaluasi," ujar Syafruddin pada Republika.co.id, Senin (23/4).
Syafruddin akan mengevaluasi bagaimana kinerja kapolres, kapolsek maupun jajaran lainnya dalam menjalankan instruksi mencegah jatuhnya korban miras. Di samping itu, kepolisian tetap akan melakukan operasi pemberantasan miras di berbagai wilayah. "Sedang kencang-kencangnya operasi di lapangan," kata Syafruddin menambahkan.
Sebelumnya, Syafruddin menargetkan, fenomena minuman keras (miras) oplosan dapat dituntaskan dengan segera. Ia memerintahkan, jajaran kepolisian di seluruh Indonesia untuk menuntaskan kasus ini hingga ke akar rumput.
"Saya minta, seluruh indonesia harus zero, saya berikan target bulan ini selesai, seluruh indonesia, nanti bulan ramadhan tidak ada lagi miras," kata Syafruddin.
Syafruddin meminta jajarannya bekerja sama dengan //stakeholder// lain dalam mengungkap kasus ini. Hal ini bertujuan agar kasus ini bisa diungkap secara tuntas. Sehingga, Polri pun memandang perlu dilakukan investigasi mendalam, meliputi mekanisme distribusi, perizinan dan perdagangan minuman keras di masyarakat.