REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sosiologi politik dari Fisipol UGM Yogyakarta, Arie Sudjito, mengatakan, PKS merupakan partai yang relatif loyal kepada Gerindra. Karena itu, momen pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan para pimpinan PKS, menurutnya, penting bagi Prabowo dalam melakukan konsolidasi dengan PKS.
Arie menilai, pembicaraan mereka kemungkinan untuk mematangkan calon wakil presiden (cawapres) yang cocok dengan Prabowo. Sebab, PKS sudah memiliki beberapa kandidat yang nantinya akan diajukan sebagai cawapres Prabowo untuk Pilpres 2019 mendatang. Dalam hal ini, Arie mengatakan Prabowo memiliki kemungkinan untuk menggandeng cawapres dari PKS.
Sebelumnya pada Sabtu (21/4), Prabowo dan Presiden PKS Sohibul Iman bersepeda bersama dari kantor DPP Gerindra di Ragunan menuju kantor DPP PKS di Jalan Raya TB Simatupang, Jakarta Selatan. Keduanya bersepeda bersama setelah Sohibul lebih dulu menjemput Prabowo di Ragunan.
"Calon wakil presiden yang mungkin bagi Prabowo ya dari PKS dilihat dari potensi suara. Prabowo mungkin cocok menggandeng cawapres dari PKS, karena yang selama ini loyal pada Gerindra adalah PKS. Kemungkinan yang bisa bekerja bagi Prabowo ya PKS," kata Arie, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (22/4).
Ia mengatakan, kekuatan Gerindra dan PKS harus bergabung untuk mewarnai Pilpres 2019 kelak. Untuk menkonsolidasikan kedua partai tersebut, ia mengatakan tentu dibutuhkan komitmen politik sehingga pencalonan presiden dan cawapres nanti betul-betul lahir dari pandangan yang tepat.
Pada Pilpres 2014, Arie mengatakan PKS merupakan partai yang bekerja membantu Prabowo. Karena itu, ia menilai Prabowo dan PKS sudah memiliki chemistry. Menurutnya, kemungkinan yang bisa menopang suara Prabowo adalah PKS.
PKS sendiri belum menetukan siapa kandidat cawapres yang tepat. Menurut Arie, hal itu harus dibicarakan dengan Prabowo mengenai siapa di antara para kandidat yang disodorkan PKS menjadi cawapres yang memiliki chemistry dengan Prabowo.
Sementara itu, meningkatnya elektabilitas Prabowo untuk pilpres nanti dikatakan Arie tergantung pada soliditas antara Gerindra dan PKS. Dalam hal ini, ia mengatakan, Prabowo dan cawapresnya harus bekerja keras dan itu juga ditopang kekuatan utama Gerindra dan PKS.
"Seberapa jauh PKS mengajukan kandidat untuk cawapres Prabowo yang akan membantu suaranya. Tentunya, mereka akan melakukan survey di antara para kandidat itu menurut internal PKS, siapa yang relatif bisa mendongkrak suara Prabowo dan yang memiliki kapabilitas," lanjutnya.
Arie mengatakan, jika Prabowo menggandeng cawapres dari PKS, paling tidak para pemilih PKS akan banyak yang mendukung Prabowo. Ia menambahkan, bahwa Prabowo harus maju secara resmi menjadi capres pada Pilpres 2019. Karena menurutnya, jika Gerindra tidak mengajukan Prabowo pada Pilpres nanti, perolehan suara legislatif Gerindra kemungkinan tidak naik dan bahkan berpotensi turun.