Sabtu 21 Apr 2018 19:28 WIB

Pengamat: Tiga Opsi Prabowo Terkait Pilpres 2019

Salah satu opsi tersebut, yakni menjadi calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Foto: AP Photo
Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi ada tiga opsi bagi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Salah satu opsi tersebut, yakni menjadi calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo. 

"Walaupun dia sudah mendapat amanah (dari PKS), Pak Prabowo punya tiga opsi,” kata Muradi kepada Republika.co.id, Sabtu (21/4).

Opsi pertama, dia mengatakan, Prabowo tetap akan maju sebagai calon presiden (capres) dan siap melawan sang pejawat, Joko Widodo (Jokowi). “Dia akan maju berpasangan dengan X (untuk melawan Jokowi)," ujar Muradi.

Kedua, Prabowo akan maju sebagai calon wakil presiden (cawapres). Dia menerangkan Prabowo dapat menjadi cawapres bagi kandidat dari partai koalisi non-pemerintah, yakni Gerindra dan PKS.

Namun, dia menambahkan, tidak menutup kemungkinan Pravowo menjadi cawapres Jokowi. Opsi ketiga, Muradi menjelaskan, Prabowo akan mendorong orang lain untuk maju atau menjadi king maker.

“Namun, opsi terakhir ini yang harus dipertimbangkan betul," ujar Muradi mengingatkan.

Baca Juga: Maruarar: Duet Jokowi-Prabowo tak akan Tertandingi

Tiga opsi tersebut patut dipertimbangkan mengingkat elektabilitas Prabowo masih di bawah Jokowi. Jokowi selaku pejawat masih mengungguli nama-nama yang akan maju dalam pemilihan presiden. 

Untuk mengambil keputusan terkait pilpres 2019, Muradi menjelaskan ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan oleh Prabowo. Pertama, biaya pencapresan atau logistik yang tinggi. Untuk menjadi capres dan cawapres, kandat harus memiliki modal sekitar Rp 3,5 triliun sampai Rp 5 triliun. 

Kedua, Muradi berpendapat, hal yang juga akan menjadi pertimbangan Prabowo, yakni kesehatan. Dia menambahkan, Prabowo bisa mengesampingkan hal tersebut kalau tidak memiliki permasalahan dengan kesehatannya.

"Yang ketiga, ini menurut saya kursial juga koalisi pendukungnya ada atau tidak? Saya kira keraguan PKS itu menyiratkan ada hal yang bermasalah dari tiga ini, logistik, kesehatan atau dukungan," ungkap Muradi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement