Sabtu 21 Apr 2018 00:48 WIB

Menhub Ingin Naik LRT Jadi Lifestyle Palembang

Kota Palembang menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki moda transportasi LRT.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sumatra Utara Alex Noerdin meninjau dan meresmikan penerimaan light rail transit(LRT) Palembang di Pelabuhan Boom Baru, Jumat (20/4).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sumatra Utara Alex Noerdin meninjau dan meresmikan penerimaan light rail transit(LRT) Palembang di Pelabuhan Boom Baru, Jumat (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan agar penggunaan moda transportasi kereta api ringan atau light rail transit (LRT) menjadi gaya hidup baru masyarakat Kota Palembang, Sumatra Selatan. Pada acara penerimaan dua train set LRT di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Jumat (20/4), Menhub Budi Karya Sumadi memuji kedatangan LRT tersebut dari PT INKA di Madiun, Jawa Timur.

Kota Palembang menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki moda transportasi LRT. "Kami pemerintah pusat dan daerah ingin sekali LRT menjadi lifestyle baru bagi masyarakat Palembang, dan menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam hal angkutan massal," kata Menhub.

 

photo
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin, Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) Erick Thohir, perwakilan Industri Kereta Api (Inka) Madiun, dan pihak terkait lainnya menekan tombol peresmian penerimaan light rail transit (LRT) di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (20/4).

Setelah tiba di Pelabuham Boom Baru, kedua train set masing-masing terdiri atas tiga kereta, akan terus dilakukan pengujian. Baik uji statis, dinamis hingga uji beban dan diharapkan selesai pada awal Juli nanti.

Menhub Budi Karya menambahkan salah satu strategi untuk mendorong masyarakat Palembang menggunakan LRT adalah tarif yang terjangkau. "Kami berikan suatu tarif seringan mungkin, sehingga warga Palembang bisa menggunakan LRT tidak hanya weekend tetapi juga keseharian," ujarnya lagi.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, mengatakan tarif yang dipatok berkisar Rp 5.000 per orang, ini dinilai sesuai dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam mengakses angkutan massal. "Kalau kita melakukan pergerakan itu ada dua, pertama adalah waktu, kedua adalah biaya. Masyarakat bisa memilih mana waktu yang paling singkat, mana yang paling murah," kata Zulfikri.

photo
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menjelaskan mengenai tarif light rail transit (LRT) Palembang di Pelabuhan Boom Baru, Jumat (20/4).

Ia menambahkan pada tahap awal operasi, tarif LRT untuk dalam kota (commuter) berkisar Rp 5.000. Sedangkan rute sampai Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II berkisar Rp 20 ribu. Tarif tersebut berlaku sementara karena pada pengoperasian awal LRT ini masih mendapat bantuan subsidi public service obligation (PSO) dari Kementerian Perhubungan.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan LRT bukan sekadar penunjang transportasi untuk mengangkut atlet dan rombongan dari Bandara ke Jakabaring, namun juga sebagai solusi kemacetan. "LRT juga solusi kemacetan karena berdasarkan studi kami, Palembang akan macet total pada 2020. Oleh karena itu dilaksanakan sekarang transportasi massal," kata Alex.

Ada pun Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, di Pelabuhan Boom Baru, Jumat (20/4), membuka selubung rangkaian kereta LRT. Kegiatan tersebut menandakan penerimaan dua rangkaian kereta api ringan atau LRT untuk Kota Palembang yang diproduksi PT INKA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement