Jumat 20 Apr 2018 20:17 WIB
Ajang Bedah Buku Islamic Book Fair 2018

Istri Mendiang Hasyim Muzadi Ingin Bukunya Bermanfaat

Di masa kritisnya, Kiai Hasyim masih saja memikirkan bangsa Indonesia.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Agus Yulianto
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin bersama Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Istri KH. Hasyim Muzadi Mutamimah dan Mantan Wakil Ketua Umum PBNU KH. As'ad Said Ali (dari kiri) memaparkan pendapat saat bedah buku biografi KH. Hasyim Muzadi pada acara Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin bersama Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Istri KH. Hasyim Muzadi Mutamimah dan Mantan Wakil Ketua Umum PBNU KH. As'ad Said Ali (dari kiri) memaparkan pendapat saat bedah buku biografi KH. Hasyim Muzadi pada acara Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Istri mendiang KH Hasyim Muzadi Nyai Hj Mutamimmah mengatakan, buku biografi suaminya yang merupakan mantan Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu, dapat menjadi sebuah manfaat untuk membangun bangsa Indonesia. Buku itu, ia harapkan menjadi inspirasi bagi para pembaca.

 

“Paling tidak ini menjadi inspirasi untuk semuanya terutama yang membaca, apa yang bisa diambil sebagai patokan untuk menyikapi semua hal dan juga untuk mengambil barangkali mana yang bisa kita lakukan untuk Indonesia,” tutur Nyai kepada Republika.co.id, Jumat (20/4).

 

Nyai juga sempat memberikan testimonial dalam acara Bedah Buku Biografi KH Hasyim Muzadi yang ada pada event Islamic Book Fair (IBF) 2018 yang berlangsung di panggung utama IBF 2018 di JCC Senayan, Jakarta Pusat. Dalam momentum itu, dia bercerita banyak mengenai sosok mendiang suaminya yang meninggal pada 2017 lalu itu.

 

“Kami seperti memiliki ikatan batin. Tanpa berbicara apapun mengenai suatu masalah, saya bisa berkomunikasi dan kontak beliau melewati batin. Sehingga saya bisa mengetahui apa yang sedang beliau pikirkan dan rasakan saat itu,” ungkapnya.

 

Dia juga mengatakan, banyak hal yang mendiang suaminya itu bicarakan terkait dengan kondisi bangsa Indonesia, pada masa Hasyim mengalami kritis. Namun, ia tak bisa bercerita lebih detil apa yang diceritakan oleh suaminya saat itu.

 

“Yang jelas, di masa kritisnya, beliau masih saja memikirkan bangsa Indonesia. Dan masih memikirkan negara Indonesia,” tuturnya. Kepada Republika.co.id, dia menyebutkan, beberapa sifat mendiang Hasyim yang patut diteladani. Nyai mengatakan Hasyim merupakan orang yang sangat toleran.

 

“Masalah pribadi, beliau ndak pernah mengungkit. Apapun yang terjadi asalkan prinsip, itu akan dibela mati-matian oleh beliau. Masalah pertengakaran, perbedaan secara pribadi itu tidak masuk dalam kamus beliau,” ujarnya.

 

Bedah Buku Biografi KH Hasyim Muzadi diadakan dalam event tahunan IBF ke-17 pada 2018 ini. Acara bedah buku ini juga dihadiri Mantan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama KH As’ad Said Ali, Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Syamsyudin, dan juga Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement