REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, tank medium buatan Pindad saat ini dalam proses penyelesaian sertifikasi dan baru bisa diproduksi pada 2019. Meski begitu, produk ini sudah banyak diminati sejumlah negara.
"Ada beberapa negara yang sudah minati produk kami. Terutama dari Timur Tengah," ujar Abraham Mose pada acara HUT Pindad ke-35 di kawasan PT Pindad, belum lama ini.
Terkait jumlah pesanan, Abraham mengatakan, ia belum mengetahui berapa kebutuhan medium tank di Timur Tengah. Untuk kontrak pertama, produk medium tank ini diperkirakan akan didapat dari Kemenhan RI, kebutuhan untuk TNI sekitar 100 unit. "Kami optimistis, awal 2019 produksi bisa dimulai. Setelah itu, Pindad akan memasarkannya ke dalam negeri dan sejumlah negara di dunia," katanya.
Sementara oti, menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan Ade Bagdja, tank medium Pindad banyak diminati sejumlah negara. Bukan hanya di kawasan ASEAN, melainkan juga beberapa negara di Timur Tengah. "Sebelum barangnya disertifikasi, sudah ada yang minat medium tank kami," katanya.
Negara yang berminat tersebut, kata dia, ada dari ASEAN dan non-ASEAN. Mereka berminat membeli medium tank Pindad setelah melihat desain saat HUT TNI tahun lalu. "Saat itu medium tank Pindad uji coba dan ikut parede di Cilegon. Performanya cukup bagus," katanya.
Nantinya, kata dia, setelah selesai produksi prototipe, Pindad akan memproduksi secara massal. Kemampuan produksi akan disesuaikan peningkatan pesanan. Rencananya, Pindad akan ikut tender-tender internasional. Walaupun untuk proses tender, proses dan sertifikasi khusus diperlukan.
Untuk medium tank ini, kata dia, banyak pesaing, seperti Korea Selatan, Eropa, dan Amerika. Namun, tidak semua bisa ikut tender. "Karena ada spesifikasi khusus yang harus dipenuhi. Dan kami kebetulan bisa memenuhi spesifikasi yang diinginkan," katanya.
Tank medium buatan Pindad diklaim memiliki sejumlah kelebihan. Tank yang cocok untuk infanteri dan kavaleri ini dilengkapi dengan laras kaliber 165 mm buatan PT Pindad. Total kandungan komponen lokal pada produk tersebut saat ini mencapai 40 persen.