REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berbagai lembaga survei terus melakukan survei terkait elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018. Namun, tim pemenangan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 masih terus optimistis.
Hasil survei selalu menempatkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Deddy-Dedi) di posisi teratas. Namun, tim Asyik memprediksi kondisi itu akan berbalik, karena, Asyik bertekad menyalip Rindu dan Deddy-Dedi serta mengulang sukses Ahmad Heryawan (Aher) di Pilgub Jabar 2008 dan 2013.
"Bagi kami, hasil survei itu hanya jadi cermin, bukan kenyataan karena banyak pasangan menang di survei, tapi tidak dilantik," ujar Ketua Tim Pemenangan Asyik Haru Shuandaru di Bandung, Jumat (20/4).
Menurut Haru, keyakinannya tersebut didasari oleh hasil survei internal yang menunjukkan elektabilitas Asyik terus terkerek naik seiring semakin dekatnya jadwal pencoblosan, 27 Juni 2018 mendatang. Meski tak menyebutkan berapa angka pasti hasil survei internalnya itu, namun sejak dideklarasikan sebagai pasangan cagub-cawagub Jabar, pasangan nomor urut 3 itu terus menunjukkan tren positif.
"Kami tidak akan menyia-nyiakan waktu yang tersisa ini. Semua kader, relawan akan bekerja keras menyosialisasikan Asyik," katanya.
Haru mengatakan, hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei bukanlah jaminan bahwa pasangan calon yang ditempatkan di posisi teratas sebagai pemenang. Terlebih, kenyataan membuktikan bahwa banyak pasangan calon pemenang survei akhirnya harus menelan pil pahit saat hasil pencoblosan diumumkan.
"Seperti fenomena Kang Aher di Pilgub 2008 dan 2013 di mana Aher bukan pemenang survei," katanya.
Terlebih, kata Haru, berbagai macam alasan dapat menjadi penyebab kekalahan. Seperti halnya kasus hukum yang menjerat pasangan calon maupun keluarganya, yang menyebabkan pasangan calon tertentu tak bisa melanjutkan pertarungannya di ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) dan ditinggalkan pendukungnya.
"Apa saja bisa terjadi, bisa saja kena (status) tersangka OTT (operasi tangkap tangan), bisa yang bersangkutan ataupun keluarganya. Banyak contoh kasus seperti itu," katanya.
Haru juga menepis anggapan bahwa suara Asyik tergerus pasangan lain. Ia meyakinkan, suara Asyik bulat hanya untuk kemenangan pasangan Asyik di Pilgub Jabar 2018.
"Banyak kasus pasangan yang diremehkan akhirnya jadi pemenang. Kita terus berdoa dan berikhtiar hingga Asyik jadi pemenang," katanya.
Terpisah calon gubernur Jabar Sudrajat menyatakan, hasil survei yang terus menempatkan dirinya di posisi ketiga menjadi motivasi bagi dirinya dan tim pemenangan untuk terus melakukan sosialisasi dan gerakan pemenangan.
"Tidak apa-apa, dalam perlombaan biasa seperti itu. Seperti dalam balap kuda, yang biasanya menyalip itu kan yang dari belakang," kata Sudrajat.
Baca: Ini Tiga Skenario Hasil Pilgub Jabar Menurut Indo Barometer.
Terkait anggapan dirinya kurang populis, menurut Sudrajat, dirinya bersama tim pemenangan, relawan, simpatisan, dan seluruh kader Gerindra, PKS, PAN, PBB, Partai Idaman serta PPP Djan Farid akan terus bekerja keras menyosialisasikan pasangan Asyik. Terlebih, pasangan Asyik kalah start dibandingkan pasangan lainnya.
"Kalau pasangan lain sudah ada yang lima tahun, bahkan 10 tahun lalu sudah turun ke masyarakat, tentu kita harus kerja keras," katanya.
Sudrajat yakin, masyarakat sudah paham, mengetahui, dan mengenal siapa pasangan Asyik, siapa partai pendukungnya, dan apa platform pasangan Asyik.
"Platform partai pengsung Asyik adalah benar-benar berniat membangun Jawa Barat lebih baik, memberantas korupsi, menjauhkan kedzaliman, dan membela rakyat miskin," katanya.
Sudrajat mengatakan, di waktu yang tersisa jelang pencoblosan sekitar dua bulan lagi, intensitas pergerakan Asyik akan terus ditingkatkan.