REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yakin elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih bisa bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi). Menurut Mardani, elektabilitas Prabowo yang saat ini berada di bawah Jokowi dipengaruhi statusnya yang belum resmi mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2019.
"Ya karena memang Pak Prabowo belum dideklarasikan untuk maju sebagai capres. Kalau sudah dideklarasikan maka sudah pasti ada pihak-pihak yang punya tiket maju (sebagai capres), tentu ada normalisasi (kondisi elektabilitas lebih baik)," ujar Mardani kepada wartawan setelah pemaparan Survei Cyrus Network di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/4).
Karena itu, Mardani tetap optimistis dengan elektabilitas Prabowo ke depannya. "Selama belum ada janur kuning, kami tetap akan berjuang untuk bertanding di Pemilu 2019," tegasnya.
Mardani juga menegaskan PKS tidak akan berpaling dari Gerindra kendati Prabowo justru memilih figur lain untuk maju sebagai capres. Dia mengatakan PKS tidak akan menolak opsi tersebut.
"Apakah beliau akan maju sendiri atau tetap menjadi king maker, tentu itu kami serahkan kepada Pak Prabowo dan Gerindra," tambah Mardani.
Hasil survei yang dilakukan lembaga penelitian Cyrus Network menunjukkan elektabilitas Jokowi berada di atas Prabowo dalam survei melalui pertanyaan terbuka. Pada simulasi 22 nama capres, elektabilitas Jokowi mencapai 56 persen, sedangkan Prabowo mendapat dukungan publik sebanyak 22 persen.
Kendati demikian, Direktur lembaga survei Cyrus Network Eko David Afianto mengatakan hanya Prabowo yang masih menjadi lawan terkuat Jokowi pada pilpres 2019. Dalam benak publik, dia mengatakan, berdasarkan kategori top of mind, sejauh ini hanya ada dua nama capres yang mengemuka, yakni Jokowi dan Prabowo.
"Selisih elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo memang cukup jauh," ujar Eko dalam pemaparan hasil survei Cyrus Network di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.
Ketika nama Jokowi diadu secara head to head dengan figur-figur capres potensial selain Prabowo, elektabilitasnya masih mencapai lebih dari 70 persen. Namun, ketika nama Jokowi dan Prabowo sama-sama disandingkan sebagai capres, elektabilitas Jokowi di bawah angka 70 persen.
"Jika head to head, Jokowi mendapatkan dukungan 58,5 persen sementara Prabowo mendapat suara 21,8 persen. Jadi, Prabowo memang tetap masih kompetitor terkuat Jokowi," kata Eko menambahkan.