Selasa 17 Apr 2018 19:28 WIB

LIPI Ajukan Arsip Presiden Sukarno ke UNESCO

Arsip Sukarno diajukan sebagai nominasi Memory of the World UNESCO.

Red: Nur Aini
Presiden Sukarno, Fatmawai, dan keluarga pada tahun 1952.
Foto: commons.wikimedia.org
Presiden Sukarno, Fatmawai, dan keluarga pada tahun 1952.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengajukan arsip Presiden Sukarno sebagai nominasi "Memory of the World" ke UNESCO.

Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Mego Pinandito mengatakan, rencananya pengajuan arsip Presiden Sukarno tersebut juga dilakukan bersama "Memory of the World" Indonesia di 2018.

Presiden pertama Indonesia dinilai memiliki peran besar dalam perkembangan peradaban dunia. Peran itu tidak hanya perannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, tetapi juga sebagai tokoh yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang mengubah dunia.

Menurut Mego, arsip Sukarno memiliki pengertian arsip milik Sukarno atau arsip yang dibuat dan atau ditandatangani oleh Sukarno baik sebagai pribadi maupun presiden, atau arsip tentang Sukarno, atau kesemuanya itu. Ia mengatakan bahwa Indonesia juga mengajukan arsip Gerakan Nonblok bersama Serbia, Aljazair, India, dan Sri Lanka.

"Pertimbangannya adalah Konferensi Asia Afrika maupun Gerakan Nonblok merupakan peristiwa bersejarah dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia," katanya.

Namun, arsip tersebut belum berhasil lolos penilaian International Advisory Committee dan akan disempurnakan serta dinominasikan kembali di 2018 sampai dengan 2019. Memory of the World adalah salah satu program UNESCO berupa ingatan kolektif dunia yang didorong dari kesadaran akan keadaan pelestarian dan akses terhadap warisan dokumenter di berbagai belahan dunia.

Sampai saat ini, Indonesia berhasil mendapat pengakuan dunia untuk naskah La Galigo, naskah Nagarakertagama, naskah Babad Diponegoro, arsip Konferensi Asia Afrika, arsip restorasi Borobudur, dokumentasi peristiwa tsunami Samudera Hindia, serta naskah cerita Panji.

"Arsip restorasi Borobudur diajukan oleh Indonesia sedangkan dokumentasi peristiwa tsunami Laut Hindia diajukan bersama India dan Sri Lanka, sedangkan naskah cerita Panji diajukan sebagai 'joint nomination' dengan Malaysia, Kamboja, Myanmar, Belanda dan Thailand," kata Mego.

Pada peringatan 63 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), selain memamerkan arsip Konferensi Asia Afrika, LIPI juga menyerahkan sertifikat "Memory of the World" untuk arsip restorasi Borobudur, tsunami Hindia, dan cerita Panji. Peluncuran buku "Pidato 29 Pemimpin Asia Afrika di Konferensi Asia Afrika 1955" juga dilakukan oleh Rieke Dyah Pitaloka selaku Duta LIPI untuk Informasi Ilmiah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement