Ahad 15 Apr 2018 21:25 WIB

Forum Anak Medan dan Binjai Ungkap Bahaya Rokok Lewat Wayang

Pentas wayang digelar di Lapangan Merdeka Binjai, Sumatra Utara, Sabtu (14/4).

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Israr Itah
Ilustrasi rokok. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ilustrasi rokok. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Anak Kota Medan dan Binjai, Sumatra Utara, berkolaborasi mementaskan Wayang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) Warrior. Pementasan wayang tersebut dilaksanakan dalam rangka penyambutan traktat pengendalian tembakau global itu di Tanah Melayu Deli.

"Melalui pentas Wayang FCTC Warrior, kami menyampaikan pesan tentang bahaya rokok dan pentingnya FCTC untuk perlindungan anak dari dampak rokok," ujar aktivis Forum Anak Kota Medan Chesa Syaqira dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (15/4).

Pentas wayang digelar di Lapangan Merdeka Binjai, Sumatra Utara, Sabtu (14/4). Pada kesempatan itu, mereka juga menyampaikan pesan dukungan anak muda kepada Wali Kota Medan dan Binjai. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan agar kota Medan dan Binjai dapat menjadi Kota Layak Anak (KLA) tanpa asap rokok dan iklan rokok.

Dia menjelaskan, untuk mewujudkan Kota Medan dan Binjai menjadi KLA, ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah indikator klaster kesehatan tentang ketersediaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok.

Mahasiswi Universitas Negeri Medan itu menjadikan Kota Medan sebagai contoh. Di Medan, kata dia, sudah memiliki Perda KTR No. 3/2014. Tapi Chesa melihat, pelaksanaan Perda KTR di Medan masih belum maksimal karena pihaknya masih menemukan orang merokok di wilayah KTR.

Karena itu, Chesa bersama Forum Anak Kota Medan mendukung Pemerintah Kota Medan untuk menegakkan Perda KTR. Itu dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan, dan memberi sanksi tegas bagi mereka yang masih merokok di wilayah KTR.

Di samping itu Chesa menjelaskan, media wayang dipilih untuk menyuarakan pesan yang edukatif dan menghibur tanpa kesan menggurui. Pementasan itu, kata dia, memang disesuaikan dengan audiens yang mayoritas anak-anak. Menurutnya, anak-anak dapat lebih mudah memahami pesan tentang bahaya rokok karena disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan menarik.

Forum Anak Kota Medan dan Binjai, jelas Chesa, cukup aktif dalam menyuarakan pesan tentang bahaya rokok dan pentingnya FCTC. Itu dilakukan lantaran mereka merasa khawatir terhadap jumlah perokok anak di Indonesia yang terus meningkat.

Chesa kemudian mengutip data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Di sana disebutkan perokok di bawah usia 19 tahun mencapai 16,4 juta orang. Kecenderungan usia merokok kian bergeser ke umur yang lebih muda.

"Di mana padakelompok usia 10-14 tahun, tren merokok meningkat 2 kali lipat hanya dalam jangka kurang dari 20 tahun," terangnya.

Fasilitator Forum Anak Nasional itu menjelaskan, pemerintah belum maksimal memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat, khususnya anak-anak, akibat konsumsi rokok. Chesa menilai hal Itu terbukti karena hingga saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang belum mengaksesi FCTC.

"Padahal FCTC bertujuan melindungi generasi sekarang dan mendatang dari kerusakan kesehatan, lingkungan dan ekonomi karena konsumsi tembakau dan paparan asap rokok," tegas Pembaharu Muda kota Medan ini.

Kota Medan menjadi kota ketujuh belas yang didatangi Wayang FCTC dalam rangkaian Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota. Sebelumnya, Wayang FCTC sudah melalui kota Tangerang Selatan, Bogor, Bandung, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Jember, Tabanan, Badung, Mataram, Sumbawa, Makassar, Banggai, Palu, Banjarmasin dan Banda Aceh.

Setelah Medan, Wayang FCTC Warrior akan diperjalankan kembali dalam rangkaian Petualangan 365 hari FCTC Warrior di 25 kota. Kabupaten Labuhanbatu sudah menunggu untuk menerima estafet kedelapan belas Wayang FCTC Warrior.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement