Ahad 15 Apr 2018 14:34 WIB

Jika Saling Bersikeras, Cawapres Prabowo Bisa Deadlock

Sodik yakin para pemimpin Gerindra, PKS, PAN dan lainnya sangat menyadari hal itu.

Rep: Ali Mansyur/ Red: Budi Raharjo
Prabowo Subianto
Foto: Republika/Putra M Akbar
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Prabowo Subianto sudah diberi mandat oleh Partai Gerindra untuk maju sebagai bakal calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Namun selain belum dideklarasikan, Prabowo juga belum menunjuk bakal calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya.

Akibatnya masih terjadi tarik ulur perihal cawapres diantara partai pendukung. Menurut Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mujahid, sangat wajar apabila partai pendukung mengharapkan kadernya dipilih menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Apalagi jika partai tersebut memberi konstribusi untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen. "Akan tetapi jika semua partai masing-masing bersikeras bersikap seperti itu maka kaolisi akan deadlock," tegas Anggota Komisi VIII DPR RI, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad (15/4).

Padahal, lanjut Sodik, kekuatan saat ini sudah lebih banyak. Maka tumpuan dan harapan rakyat harus diperjuangkan bersama. Oleh karena itu, Sodik meyakini para pemimpin Gerindra, PKS, PAN dan lainnya sangat menyadari hal itu. Melalui musyawarah serta kebesaran hati akan diperoleh pasangan terbaik dari Gerindra, PKS, PAN dan partai pendukung lainnya.

Meski demikian, saat ditanya apakah Partai Gerindra sudah mengantongi nama cawapres, Sodik tidak menjawabnya. Namun Sodik memberikan setidaknya empat kriteria calon pendamping Prabowo Subianto tersebut. Diantaranya disepakati koalisi, terbaik dalam kapasitas dan kompetensi sebagai Wapres, terbaik dalam elektabilitas untuk memenangkan pilpres, dan terbaik sebagai pasangan capres dalam kerja sama.

Sebelumnya, PKS sudah menyiapkan sembilan kadernya untuk dipilih menjadi capres atau cawapres bersama Gerindra. Kemudian Majelis Syuro PKS akan menggelar sidang untuk memutuskan dari sembilan nama tersebut.

"Siapapun nanti yang terpilih untuk ditawarkan menjadi capres atau cawapres harus diterima dan dihormati. Saya enggak mau bicara perihal individu," kata Ketua Bidang Polhukam DPP PKS, Al Muzzammil Yusuf.

Lanjut Al Muzzammil, saat ini PKS sendiri masih mencari mitra koalisi untuk membangun capres dan cawapres alternatif. Menurutnya, PKS siap berdialog dengan berbagai partai untuk bisa memunculkan capres dan cawapres alternatif.

Adapun nama 9 orang kandidat capres-cawapres adalah, Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement