Ahad 15 Apr 2018 11:05 WIB

Pemilih tak Setuju Calon Tunggal

Jika Jokowi kembali menghadapi Prabowo, maka Jokowi tetap lebih unggul.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: EH Ismail
Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mempraktekkan cara menyoblos surat suara calon tunggal saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada di Pati, Jawa Tengah, Senin (9/1).
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mempraktekkan cara menyoblos surat suara calon tunggal saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada di Pati, Jawa Tengah, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mendapati masyarakat tak setuju dengan fenomena kotak kosong dalam pemilu, termasuk pemilu presiden.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio menjelaskan, KedaiKOPI sempat mengadakan survei pemetaan pendapat publik soal calon kotak kosong atau jika calon presiden hanya ada satu tanpa pesaing. Hasilnya, sebanyak 62,9 persen responden tidak setuju jika pada pemilu presiden nanti hanya ada calon tunggal.

''Kotak kosong (52 persen) akan menjadi lawan terkuat Jokowi pada Pemilu 2019. Ini merupakan imbas ketidaksetujuan publik terhadap fenomena kotak kosong,'' ujar Hendri melalui keterangan tertulis pada Sabtu (14/4).

Masyarakat juga menilai fenomena partai yang tidak mencalonkan presiden tapi malah ramai-ramai mengusulkan nama wakil presiden terjadi karena beberapa hal. Alasannya antara lain tidak berani berkompetisi dengan Jokowi (22,0 persen), gagal melakukan kaderisasi (18,7 persen) dan karena kurang berpengalaman (16,7 persen).

Selain itu, KedaiKOPI juga menggelar survei elektabilitas sejumlah nama calon presiden dan wakil presiden. Joko Widodo masih dominan (48,3 persen) saat disandingkan dengan sejumlah nama antara lain Prabowo Subianto (21,5 persen) dan Gatot Nurmantyo (2,1 persen). Sementara elektabilitas TGH Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang atau TGB), Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sama-sama mendapatkan 1,1 persen suara.

''Jadi, jika Jokowi rematch hari ini menghadapi Prabowo, maka Jokowi tetap lebih unggul,'' ungkap Hendri.

Pada pertanyaan terbuka Jokowi juga berada pada posisi teratas top of mind masyarakat sebagai calon presiden (35,1 persen), diikuti Prabowo di posisi berikutnya 12,0 persen, Gatot Nurmantyo (1,1 persen), AHY (0,7 persen), TGB (0,5 persen) dan SBY (0,5 persen). Nama-nama lainnya seperti Hari Tanoe, Anies Baswedan dan Edy Rahmayadi tak sampai 0,5 persen.

Kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi juga masih tinggi. Sampai saat ini, 66,5 persen responden mengaku puas pada pemerintahan Jokowi terutama pada bidang kesehatan, infrastruktur, pendidikan dan hubungan luar negeri. Sebanyak 33,5 persen sisanya menyatakan tidak puas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement