REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pertamina saat ini tengah menyiapkan pipa baru untuk menggantikan pipa yang putus di Teluk Balikpapan akhir Maret lalu. Penyiapan pipa baru ini sambil menunggu pengangkatan pipa putus yang hingga saat ini masih berada di tempat semula untuk keperluan penyidikan.
"Pipa pengganti ini akan dibawa dari Balongan ke Balikpapan. Apabila pipa yang putus sudah diangkat dari dasar laut dan diperbolehkan oleh pihak penyidik untuk penggantian pipa, maka pipa pengganti ini dapat segera dipasang," ujar
Region Manager Communication & CSR Kalimantan Yudy Nugraha, Sabtu (14/4).
Yudy menjelaskan pipa yang disiapkan berjumlah sekitar 22 joint dengan panjang masing-masing 12 meter.
Saat ini Pertamina mengalirkan minyak mentah dari Terminal Crude Lawe lawe ke kilang Balikpapan menggunakan pipa bawah laut lain yang berukuran 16 inchi.
Diberitakan sebelumnya bahwa pipa minyak mentah ukuran 20 inchi terputus. Dugaan sementara, penyebab putusnya pipa tersebut disebabkan oleh kekuatan eksternal.
Pipa Pertamina yang putus memiliki ketebalan pipa 12.7 mm terbuat dari bahan pipa Carbon steel pipe API 5L Grade X42. Kekuatan pipa terhadap tekanan diukur dari safe Maximum Allowable Operating Pressure (MAOP), 1061.42 Psig. Sementara operating pressure yang terjadi pada pipa hanya mencapai 170.67 Psig.
Kondisi pipa sebelum putus sangat baik dan diinspeksi secara berkala.
Terakhir kali visual inspection tanggal 10 Desember 2017 oleh diver untuk check kondisi external pipa, cathodic protection dan spot thickness.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yustan Alpiani sebelumnya mengatakan, pipa setebal 12,7 milimeter dan berdiameter 20 inci yang patah menjadi satu kunci dari pengungkapan kasus yang menewaskan lima orang itu.
"Kami akan terus usahakan agar pipa itu bisa diangkat ke permukaan sesuai permintaan penyidik dari tim Laboratorium Forensik Mabes Polri," kata Kombes Yustan.
Sementara pengangkatan yang sedianya dilakukan Kamis (12/4) tak jadi dilakukan karena crane atau derek yang sedianya akan digunakan belum mencapai lokasi patahnya pipa.
"Segera kami jadwalkan ulang," kata Kombes Yustan.