REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing berharap pada Pemilu 2019 yang berlangsung serentak, calon legislatif (Caleg) tidak kalah pamor dibandingkan calon presiden (Capres). Pemilihan legislatif yang bersamaan dengan pemilihan presiden jangan membuat caleg berada di bawah bayang-bayang calon presiden.
"Fungsi legislatif dan eksekutif itu setara. Jadi saat Pemilu, Caleg dan Capres punya ruang yang sama. Biar masyarakat mendapatkan informasi yang bagus untuk menentukan pilihan," kata Emrus kepada Republika, Sabtu (14/4).
Berkaca pada Pemilu 2014, Emrus mengatakan, ruang bagi para Caleg baik itu tingkat pusat maupun daerah terbilang sedikit. Padahal, ketika itu, pemilihan legislatif belum dilaksanaan bersamaan atau serentak dengan pemilihan presiden. Kala itu, dia mengatakan, perhatian terpusat kepada para tokoh-tokoh utama di partai yang juga getol mengambil hati rakyat demi kursi istana negara. Perhatian tersebut berdasarkan kemunculan di media massa.
Oleh sebab itu, dia berharap kepada media massa, yakni media cetak, televisi, dan media digital, untuk tidak menomorduakan pemberitaan terhadap calon legislatif. Karena masyarakat dewasa ini lebih banyak menelaah para kandidat legislatif dari pemberitaan media.
Di sisi lain, dia memahami, untuk mendapat perhatian media, para Caleg juga harus punya visi dan misi serta ide atau gagasan menarik. Para calon anggota dewan, Emrus mengatakan, harus membuat sesuatu yang dapat memberikan harapan akan perubahan hidup rakyat.
"Para calon wakil rakyat harus berbuat sesuatu (di masa kampanye), sesuatu dalam arti punya program, ide gagasan dan visi misi yang jelas," ujar Emrus.