Sabtu 14 Apr 2018 07:50 WIB

Gerindra: Prabowo Jadi Presiden untuk Menyelamatkan Bangsa

Pengusungan ketua umum Prabowo menjadi capres 2019 tidak akan berubah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Riza Patria
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan Prabowo Subianto menjadi calon presiden dan bukan sebagai king maker untuk menyelamatkan bangsa. Prabowo kembali maju untuk menantang Joko Widodo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. 

Kan dari awal sudah bilang, enggak menjadi king maker, kami maunya menjadi capres, masak jadi king maker, kalau untuk Pilkada ya enggak apa-apa jadi king maker, kalau Pilpres ya harus maju dong untuk menyelamatkan bangsa," kata dia kepada Republika, Jumat (13/4) kemarin.

Riza mengakui memang banyak yang meminta Prabowo untuk menjadi king maker. Bahkan, ada juga yang meminta Prabowo menjadi calon wakil presiden untuk pejawat Joko Widodo. 

Namun, dia mengatakan, lebih banyak lagi yang meminta Prabowo untuk menjadi capres kembali. “Yang lebih banyak itu yang dipilih dong, ya kita pilih capres,” kata dia. 

Dia juga menegaskan permintaan menjadi king maker atau cawapres Jokowi bukan berasal dari internal partai. Sebaliknya, dia menyatakan, kader Gerindra sangat solid mendukung Prabowo sebagai penantang Jokowi. 

photo
Prabowo Subianto. (Republika/Putra M Akbar)

Menurutnya, sejak awal sudah solid memberikan dukungan menjadi capres dan Prabowo telah menyatakan kesiapannya. “Aspirasi seluruh daerah itu capres, yang minta jadi king maker itu orang lain, kalau di kader internal semua solid jadi capres," ujarnya.

Riza juga menyatakan pengusungan ketua umum Prabowo menjadi capres 2019 tidak akan berubah. Soal kapan Prabowo akan mendeklarasikan diri sebagai capres, ia menilai itu hanya seremoni yang dapat dilakukan kapan saja.

Riza mengibaratkan deklarasi pengusungan Prabowo sebagai capres pada Rabu (11/4) lalu sebagai akad dalam pernikahan. "Jadi deklarasinya (Prabowo) cuma soal seremoni, ibarat orang kawinan, kalau sudah akad nikah ya sudah sah, resepsi bisa kapan saja, lebih baik sekarang fokus mencari pasangan cawapres yang terbaik dari yang baik-baik," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement