REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan libur sekolah saat Asian Games 2018 masih berupa usulan dari Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta Sopan Adrianto. Usulan ini masih belum disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
"Usulan dari Pak Kepala Dinas disampaikan, temen-temen dengar sendiri di atas, hari Jumat. Dan waktu itu langsung diumumkan oleh beliau, beliau harus meminta persetujuan dari Pak Anies," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Menurut Sandiaga, usulan itu sudah ia setujui. Namun, keputusan akhir untuk meliburkan sekolah atau tidak tetap ada di tangan Gubernur. "Dari meja saya sudah selesai, sudah lewat, sudah diatur. Nanti pak Anies yang mengambil keputusan akhir," ujarnya.
Menurut Politikus Partai Gerindra ini, Anies meminta agar rencana itu dibuat lebih detail. Rencana itu harus dapat memberikan kepastian bahwa kemacetan di sekitar venue dan Kampung Atlet bida dihindari.
Sandiaga mengatakan, salah satu penyebab kemacetan itu adalah banyaknya orang tua yang mengantar anaknya ke venue dengan kendaraan pribadi. Oleh karena itu, perlu disediakan alat transportasi berupa bus untuk mengurangi jumlah peserta didik yang datang dengan kendaraan pribadi.
Ada pula masukan dari sekolah-sekolah yang saat ini sedang mengejar akreditasi. Pihak sekolah khawatir, libur selama sembilan hari seperti yang diusulkan Disdik DKI akan menghambat proses akreditasi.
Sebelumnya, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games (Inasgoc) 2018 Erick Thohir mempertanyakan keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait libur sekolah saat Asian Games 2018 berlangsung. Ia mengatakan hal ini harus segera diputuskan karena terkait dengan pengaturan lalu lintas.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan telah mengambil keputusan terkait dengan hal tersebut. Pemprov memutuskan untuk meliburkan sekolah secara menyeluruh di Wilayah DKI.
"Iya semua sekolah yang ada di wilayah Pemrov DKI," kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, para siswa akan diliburkan selama sembilan hari. Mereka diberi tugas untuk membantu kelancaran Asian Games, baik dengan menghadiri atau menyaksikan perlombaan tersebut. Berbeda dengan Sandiaga, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Sopan Adrianto mengatakan libur hanya diterapkan untuk siswa pada jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
"Karena SD tidak terlalu pengaruh ya," kata dia usai rapat koordinasi.
Sopan mengatakan keputusan ini diambil dengan menggeser libur nasional semester yang pada kalender akademik seyogyanya berlangsung pada Desember. Libur akan berlangsung mulai 18 Agustus hingga 2 September.
Pada dasarnya, libur yang diberikan merupakan libur penugasan. Para siswa tetap mendapatkan bimbingan dari para guru. Sopan mengatakan, sekolah-sekolah di sekitar venue akan dikerahkan untuk meramaikan venue. Mereka akan didata dan dikoordinasi untuk hadir di venue sesuai dengan jadwal yang diberikan panitia, baik pada pagi, siang, maupun sore hari.
Para siswa datang dengan koordinasi dari sekolah. Dengan begitu, orang tua tidak mengantar masing-masing anak ke venue. Sekolah bisa mengalokasikan sebagian dana bantuan operasional pendidikan (BOP).
Ketika ditanya mengenai dampak kemacetan apabila orang tua tetap mengantar anaknya ke sekolah, Sopan mengaku belum mendapatkan data dari Dinas Perhubungan dan Transmigrasi (Dishubtrans) mengenai pengurangan dampak kemacetan yang diinginkan.
"Makanya nanti koordinasi dengan Dishub. Apa sebenernya beda antara libur dan tidak libur itu. Kalau libur kontribusinya mengurai kemacetan berapa persen. Ini akan didiskusikan," ujar dia.