Sabtu 14 Apr 2018 01:31 WIB

Aceh Miliki Tujuh Sensor Gempa

Aceh merupakan salah satu provinsi memiliki intensitas gempanya tinggi di Indonesia

Masjid Baiturrahman Banda Aceh usai diterjang gempa dan tsunami 2004
Masjid Baiturrahman Banda Aceh usai diterjang gempa dan tsunami 2004

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Stasiun Geofisika Mata Ie di Aceh Besar hingga kini total memiliki tujuh sensor untuk memantau aktivitas gempa bumi baik tektonik atau vulkanik di seluruh wilayah Aceh.

 

"Ada tujuh sensor yang terhubung langsung satelit setiap saat," ucap Pelaksana harian Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie BMKG Aceh, Rilza Nur Akbar di Aceh Besar, Jumat (13/4).

 

Sensor tersebut, lanjutnya, kini telah terpasang dengan lokasi tersebar di tujuh kabupaten/kota di Aceh, seperti Mata Ie di Aceh Besar, dan Meulaboh di Aceh Barat. Lalu Tapaktuan di Aceh Selatan, Simeulue, Subulussalam, Lhokseumawe, hingga Langsa untuk mengetahui berapa besar Skala Intensitas Gempabumi/SIG BMKG yang terjadi.

 

Pihaknya mempunyai kewajiban untuk segera menggambarkan bila terjadi gempa bumi tektonik maupun vulkanik dengan radius 222 kilometer atau dua derajat. "Setiap kali ada gempa lokal dengan kekuatan di atas dua skala Richter dari jarak pulau terluar di Aceh, Pulau Breueh, maka kita wajib menganalisa," katanya.

 

Seperti diketahui, Aceh merupakan salah satu provinsi memiliki intensitas gempanya tinggi di Indonesia, karena berada di bentangan Patahan Semangko atau Sesar Sumatera. Yakni patahan gempa sepanjang 1.900 kilometer terbentang dari Aceh hingga Teluk Semangko di Provinsi Lampung. Aceh juga berada di dekat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

 

"Bila sudah di atas lima skala Richter, itu merupakan wewenang Geofisika di Jakarta. Tapi kita membantu tugas mereka, seperti gempa 8,7 skala Richter 2012 di Samudera Hindia," jelas Rilza.

 

Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie, Eridawati awal pekan ini mengatakan, pihaknya mencatat telah terjadi 106 gempa bumi menguncang Provinsi Aceh periode Januari-Maret 2018. Ia merinci, seperti di Januari terdapat 16 kali guncangan, lalu di Februari ada 38 gempa, dan terakhir Maret 52 gempa bumi.

 

Ke-106 gempa itu, merupakan teranalisa pihaknya, karena terpantau sensor gempa terpasang di Aceh dengan kekuatan magnitudo di atas dua skala Richter. "Bila tidak teranalisa kita, akibat titik gempa jauh atau kurang dari dua skala Richter, total ada 217 kali. Di Januari 67 gempa, Februari ada 69, dan Maret terdapat 81 kali gempa," jelas dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement