Kamis 12 Apr 2018 15:52 WIB

Jelang Ramadhan, Harga Bahan Pokok di NTB Masih Terkendali

Tidak ada kenaikan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung berbelanja sayuran di pasar
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung berbelanja sayuran di pasar

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB Putu Selly Andayani mengatakan terus memantau pergerakan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Sejauh ini, Selly mengatakan, harga bahan pokok di NB masih dalam kategori stabil.

"Upaya kita semua harga sudah dipantau terus, enggak ada kenaikan seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Selly kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Kamis (12/4).

Selly menyampaikan, hingga saat ini tidak ada lonjakan harga bahan pokok di NTB jelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Adapun kenaikan harga bahan pokok seperti cabai dan bawang merah, Selly mengatakan, tak lepas dari adanya cuaca ekstrem pada pengujung tahun lalu.

"Kita lihat kemarin, Desember-Januari intensitas hujan terlalu tinggi, hasil produksi tidak optimal, bukan berarti banyak tengkulak tapi karena cuaca ekstrem," ucap Selly.

Selly menyebutkan, pantauan di Pasar Mandalika, harga cabai rawit merah saat ini seharga Rp 30 ribu per kg, atau di atas batas yang ditetapkan yakni Rp 20 ribu per kg. Kenaikan harga itu karena persoalan cuaca ekstrem. Selly meyakini, harga cabai rawit merah di NTB akan berangsur normal pada Mei mendatang lantaran akan ada panen.

Sementara cabai rawit hijau, Selly mengatakan, lebih banyak dikirim ke Jakarta karena tidak dikonsumsi masyarakat NTB. "Makanya kemarin kalau harga cabai meningkat, Disdag NTB kita hanya bergerak minta cabai dari luar masuk untuk stabilitas harga. Bapok (bahan pokok, Red) lain masih aman naik, naik lima persen masih kita bilang itu aman yang penting ada stok di pasar," kata Selly.

Sementara harga beras medium untuk wilayah NTB dipatok Rp 9.450 per kg dan dipasok dari Bulog. Selly mengatakan, kondisi harga beras di NTB masih stabil. "Tidak boleh ada alasan harga beras bisa naik lebih dari itu, semua beras medium tak boleh lebih karena kita sudah kelebihan beras, panen sudah tiba, beras impor sudah ada," ucap Selly.

Selain itu, upaya menjaga ketersediaan dan pergerakan harga bahan pokok dilakukan sejumlah kabupaten/kota di NTB dengan menggelar pasar murah. Dalam waktu dekat, Selly mengatakan, sejumlah instansi dari provinsi dan kabupaten/kota di NTB akan melaksanakan rapat koordinasi terkait ketersediaan dan harga bahan pokok menghadapi bulan Puasa pada 30 April di Mataram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement