REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana angin kencang atau topan di Kota Sukabumi pada awal April 2018 lalu menyebabkan kerugian cukup besar. Sebab, dampak kerusakan yang ditimbulkan tersebar di sebelas kelurahan serta menimpa sarana permukiman dan kendaraan bermotor.
Bencana angin topan atau puting beliung menerjang Kota Sukabumi pada Rabu (4/4) sore. Bencana tersebut terjadi ketika wilayah Sukabumi diguyur hujan deras yang disertai angin kencang.
"Dari hasil pendataan menyebutkan total kerugian materiil akibat bencana puting beliung sebesar Rp 502.250.000," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Kamis (12/4). Wilayah yang terkena bencana ini berada di 11 kelurahan yakni Cikole, Karangtengah, Cisarua, Tipar, Karamat, Citamiang, Gunung Parang, Warudoyong, Gedong Panjang, Cibeureum Hilir, dan Nanggeleng.
Zulkarnain menerangkan, kerugian terbesar dilaporkan terjadi di Kelurahan Cikole sebesar Rp 279.250.000. Di wilayah itu tercatat bencana menyebabkan 11 pohon tumbang, lima rumah rusak tiga mobil dan satu sepeda motor rusak, satu masjid rusak, dan satu gerobak.
Sementara secara keseluruhan bencana angin kencang menyebabkan sejumlah kerusakan. Di antaranya 42 rumah, tujuh mobil, lima sepeda motor, enam baliho atau reklame, satu masjid, satu kios, dan tiga gerobak. Selain itu angin kencang juga menumbangkan 30 pohon.
Saat ini, kata Zulkarnain, pemerintah berupaya melakukan penanganan pascabencana puting beliung. "Tidak hanya bantuan dalam bentuk stimulan melainkan menata dan membangun kembali sarana yang telah rusak agar lebih baik dan aman," imbuh dia.