REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Seorang narapidana (napi) penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Ambarawa tewas beberapa saat setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (10/4) sekitar pukul 20.55 WIB.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang ini, napi bernama Edi Waluyo (36) tersebut ditengarai mencoba bunuh diri dengan cara meminum cairan pembersih porselen. Tim medis RSUD Ambarawa telah berupaya lebih dari 3 jam untuk menyelamatkan nyawanya. Namun jiwa warga Dusun Gebug Utara RT 5/RW 15, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini tidak dapat diselamatkan.
Perihal tewasnya napi ini dibenarkan oleh Kepala Lapas Kelas II A Ambarawa, Tejo Harwanto. Menurutnya, pria yang biasa dipanggil Dion ini merupakan napi perkara penipuan yang tengah menjalani vonis 4 tahun di Lapas Kelas II A Ambarawa. Yang bersangkutan telah menjalani hukuman penjara selama hampir 3 tahun.
"Sebelum dilarilan ke RSUD Ambarawa, pada Selasa pukul 17.30 WIB, napi ini ditemukan sekarat di dalam lingkungan lapas," ungkapnya, Rabu (11/4).
Atas peristiwa ini, lanjutnya, pihak Lapas Kelas II A Ambarawa segera melaporkan kejadiannya ke Polsek Ambarawa dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan di lokasi, tempat napi ini kali pertama ditemukan sekarat di dalam lingkungan lapas.
Dari pemeriksaan petugas Polsek Ambarawa ditemukan sebuah botol pembersih porselen dengan cairan yang tersisa di dalamnya. Polisi juga menemukan sepucuk surat yang sebelumnya sempat ditulis di dalam selnya.
"Dari temuan polisi ini, kuat dugaan napi yang bersangkutan memang berupaya untuk mengakhiri hidupnya dengan cara meminum cairan pembersih porselen tersebut," tambah Harwanto
Sementara itu, salah seorang napi, Khoirul Anas (22) mengaku sempat melihat korban menulis surat pada secarik kertas. Namun ia tidak mengetahui dengan pasti apa isi dan kepada siapa surat tersebut akan diberikan.
Setelah menulis surat tersebut, Dion juga sempat meminta izin kepadanya untuk melakukan tirakat. Namun tak lama kemudian, ia melihat Edi Waluyo muntah- muntah dan selanjutnya tampak mengejang.
"Sebelum dilarikan menuju RSUD Ambarawa, sempat diberi air kelapa muda oleh petugas lapas. Namun upaya ini tidak bisa menolong dan bahkan kondisi Dion semakin memburuk," jelasnya.