Selasa 10 Apr 2018 20:43 WIB

Pemkab Tetapkan Bandung Darurat Miras Oplosan

Banyaknya korban tewas membuat Pemkab menetapkan status KLB.

Red: Nur Aini
Korban minuman keras (miras) oplosan mendapat perawatan lanjutan oleh petugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/4).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Korban minuman keras (miras) oplosan mendapat perawatan lanjutan oleh petugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) terkait korban tewas akibat keracunan akibat Miras oplosan sudah mencapai 45 orang di wilayah tersebut.

"Statusnya KLB terkait kasus Miras oplosan di Kabupaten Bandung tersebut sudah disetujui Kementerian Kesehatan dan dinas kesehatan diminta untuk siaga menangani korban," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Ahmad Kustiaji, ketika dihubungi melalui telepon, di Bandung, Selasa (10/4).

Berdasarkan data dari Humas RSUD Cicalengka, rumah sakit itu menerima kunjungan 103 pasien keracunan alkohol dari tanggal 6-10 April 2018. Sementara itu, Kepolisian Daerah Jawa Barat merilis korban tewas setelah menenggak minuman keras (Miras) oplosan mencapai 45 orang dalam beberapa hari terakhir. Kadis kesehatan mengatakan korban tewas diduga akibat keracunan alkohol tersebut sempat mendapatkan perawatan medis di tiga rumah sakit yakni RSUD Cicalengka, RS AMC Cileunyi, dan RSUD Majalaya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang biasa disapa Aher menyatakan prihatin terhadap kasus minuman keras oplosan yang merenggut 23 orang dari 58 pasien yang dirawat di dua rumah sakit di Cicalengka, Kabupaten Bandung.

"Yang pertama kita sangat prihatin dengan kejadian tersebut, kita berharap ke depan tidak ada kejadian seperti itu lagi. Yang kedua kita mengajak semua pihak untuk peduli terhadap urusan seperti ini, kepada kepolisian dan pihak terkait mari kita petakan kecenderungan kejadian seperti ini terjadi," kata Aher di Bandung, Selasa.

Ia merasa heran karena kasus miras oplosan menelan korban jiwa biasanya sering ditemui di kawasan utara Jawa Barat, tetapi sekarang malah terjadi di bagian selatan Jawa Barat di Sumedang, Garut, dan kini Kabupaten Bandung.

"Ini seperti merunut ya kejadiannya, tentu ini ke depan harus segera dicegah. Yang sudah ada dilokalisir, yang belum ada kasus harus dicegah dan mari kita jaga bersama-sama. Kita ingin semua lembaga terlibat, keluarga juga harus menjadi garda terdepan dalam menjaga, mendidik dan merawat anak-anaknya," kata Aher seraya mengajak sekolah-sekolah di Jawa Barat menyosialisasikan bahaya miras oplosan.

Baca juga: Razia Polres Tasikmalaya Temukan Bahan Miras Oplosan

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement