Selasa 10 Apr 2018 16:15 WIB

Gubernur Sumbar Jualan Rendang Hingga ke Amerika

Rendang memiliki cukup prospek karena namanya sudah mendunia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Rendang ayam
Foto: EPA
Rendang ayam

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat masih mencari perluasan pasar dunia untuk produk rendang. Hal ini dilakukan menyusul rencana ekspor produk rendang untuk meningkatkan kinerja perdagangan Sumatra Barat.

Pemprov Sumbar bahkan sudah menjajaki kerja sama riset dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di bawah Kemenristekdikti, agar rendang yang akan diekspor bisa bertahan hingga 1,5 tahun.

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) menyebutkan, pasar potensial untuk rendang tersebar di Eropa, Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara di Asia. IP mengaku, setiap kali berkunjung ke luar negeri pihaknya selalu menawarkan potensi rendang untuk dikerjasamakan.

 

Baca juga, Gara-Gara Rendang Warganet Kritik Juri Masterchef Inggris.

 

Dalam kunjungannya ke Chicago, AS, Maret 2018 lalu misalnya, Sumbar meneken kerja sama dagang dengan calon investor potensial. April ini, Pemprov Sumbar akan mengirim sampel rendang ke AS sebagai langkah awal.

"Kemarin kami siap kirim ke Australia dan sampel dikirim ke AS ada kegiatan di Chicago April ini. Prospek di sana, masyarakat luar negeri. Untuk memasarkan rendang ini lebih mudah karena nama rendang sudah mendunia," kata IP, Selasa (10/4).

Selain menyasar pasar luar negeri, IP berniat mengoptimalkan pasar rendang kemasan di dalam negeri. Ia akan mendorong produsen rendang kemasan untuk memasarkan produknya di gerai ritel nasional, termasuk ritel skala kecil yang tersebar di Indonesia.

"Jadi di 'mart-mart' ini kalau bisa juga ada rendang. Rendang kemasan ini kan makanan praktis ya. Tinggal dipanaskan, konsumen bisa menikmati," katanya.

Sebelumnya, Ketua Ikaboga Kota Padang Ida Nursanti menjelaskan, pihaknya mulai menjajal pemenuhan pesanan dari luar negeri. Meski begitu, dirinya tak bisa leluasa karena rendang buatan koperasi yang ia pimpin hanya bisa bertahan 1,5-2 bulan saja. Hal itu membuat produk rendang sulit menembus pasaran di Eropa atau Amerika Serikat.

"Itu yang kami upayakan. Teknologi supaya rendang awet setahun. Soalnya pasarnya sudah ada," jelas Ida.

Ia menambahkan, Rumah Randang sudah dihubungi oleh salah satu peminat di Norwegia. Melalui Pemprov Sumatra Barat, pengusaha di Norwegia tersebut bersedia untuk menyerap rendang produksi Ikaboga Padang untuk kemudian dipasarkan di Eropa.

"Jadi tinggal kami kirim ke Norwegia, lalu dia yang pasarkan di Eropa. Nah tinggal nunggu rendangnya bisa lebih awet baru bisa kami kirim," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement