Selasa 10 Apr 2018 13:11 WIB

Ekonom UI: Jual Saham Perusahaan Bir adalah Langkah Tepat

Niilai dividen yang diperoleh Pemprov DKI juga tidak terlalu signifikan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung berada di dekat layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung berada di dekat layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang akan menjual sahamnya pada perusahaan bir PT Delta Djakarta dinilai merupakan langkah yang tepat. Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan, sebab nilai dividen yang disetor kepada pemprov termasuk kecil.

“Saya kira keputusan itu cukup tepat. Tidak terlalu signifikan kok dampaknya bagi Pemprov DKI. Dividennya juga tidak terlalu besar,” kata Lana kepada Republika.co.id, Selasa (10/4).

Ia mengatakan, nilai dividen yang diperoleh Pemprov DKI pada 2017 lalu yang sebanyak Rp33,6 miliar itu tak seberapa dengan nilai anggaran Pemprov DKI yang mencapai triliunan. “Rp33,6 miliar itu kecil. Budget-nya DKI itu kan triliunan kok. Dibandingkan mudaratnya mungkin dari sisi isu politik, sebetulnya itu kecil,” ungkapnya.

Lana mengatakan, tak banyak hal yang berubah dan berpengaruh bila nantinya Pemprov DKI menjual sahamnya di PT Delta Djakarta itu. Pemprov DKI, kata dia, juga bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dari penjualan saham tersebut. “Semua tergantung harganya. Harga dari saham itu waktu dijual nanti berapa. Sementara, saham di Delta ini enggak begitu aktif. Jadi, kalau dijual rasanya enggak apa-apa karena daripada nanti menjadi isu politik juga,” kata Lana.

Namun, yang Lana khawatirkan adalah penjualan saham ini akan lama sebab saham tersebut merupakan yang tidak likuid. “Saya khawatir itu kalau dijual ke pasar itu agak lama. Kecuali ada satu swasta yang mau mengambil alih,” tuturnya.

Ia pun menegaskan, tak ada yang disayangkan bila Pemprov DKI harus menjual saham yang telah ditanam pada perusahaan produksi bir sejak 1970-an itu. Walaupun sahamnya telah lama ditanam, yang dihasilkan bernilai kecil dan tak terlalu signifikan.

Ia menyarankan, lebih baik saham yang diprioritaskan adalah saham pada sektor-sektor properti. “Jadi, Pemprov DKI lebih baik membeli saham-saham yang dari sisi program-program dia yang menjadi prioritas. Sektor properti itu bagus, kalau bisa dialokasikan untuk rumah yang nol persen, kenapa tidak?,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement