REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI-- Kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku takjub melihat potensi budi daya ikan lele yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Kabupaten Sukabumi, saat berkunjung ke pesantren itu Senin (8/4). Menurut KH. Abdul Azis Masthuro putra pendiri pesantren Masthuro, ikan lele itu merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk kemudian dibudidayakan secara berkelanjutan oleh pesantren. Seluruh santri dilibatkan dalam budi daya ikan tersebut. "Dengan adanya budi daya ini, selain mengasah kemampuan santri dalam bidang budi daya ikan, juga melatih jiwa kewirausahaannya," kata KH. Abdul Azis dalam rilis.
Abdul Azis menjelaskan, budi daya ikan lele itu hasilnya dapat meningkatkan pemasukan bagi pesantren, seperti untuk penambahan operasional pesantren dan juga menambah modal budi daya ikan. Dari pengembangan usaha ini, pesantren bisa mandiri. Setiap panen dari 24 kolam menghasilkan Rp 20 juta. Lele di sini panen sekita 2 -3 bulan sekali. "Kemandirian dibutuhkan karena sebagian besar pesantren harus mampu menghidupi sendiri pesantrennya," kata dia.
Lokasi budi daya lele berada di belakang pesantren. Budi daya dilakukan di kolam-kolam penampungan sebanyak 24 kolam. Selain di kolam belakang, tampak pula kolam-kolam ikan yang disebar di sekitar komplek pesantren.
Ridwan Kamil menyatakan, budi daya ikan lele yang dilakukan pesantren yang memiliki 3000 santri ini adalah contoh yang baik yang bisa diduplikasi di pesantren lain. Kalau di Al Masturiyah yang dikembangkan adalah budi daya ikan lele, maka di pesantren lain bisa dilembangkan produk lain. Misalnya memproduksi roti, sandal, pecil, keripik, dan sebagainya. "Dengan usaha ini, kalau setahun panen lima sampai enam kali saja, maka dalm setahun ada pemasukan uang hingga Rp 100 juta. Ini kan bisa meningkatkan kemandirian pesantren," kata Kang Emil sapaan Ridwan Kamil.
Menurut Kang Emil, tugas umaro adalah memperkuat perjuangan di sini. Dalam dialognya dengan para kiai, mereka minta dibantu masalah infrastruktur, berkomitmen membantu meningkatkan pendidikan pesantren, sering bersilahturahmi dengan para kiai, dan mintalah nasihat para kiai. "Nasihat ibu saya, dahulukan nasihat para kiai. Nah, ketika saya datang ke mereka, nasihat para kiai adalah maksimalkan bantuan kepada peningkatan pendidikan pesantren. Maka kalau takdirnya saya menjadi pemimpin Jabar, saya berkomitmen untuk cita-cita tersebut," ujar Wali Kota Bandung ini. Dalam kunjungannya ke pesantren ini Kang Emil juga berziarah ke makan pendiri pesantren Al Masthuriyah, K.H. Muhammad Masthuro dan makam gurunya, Habib Syeh Bin Salim Al Attas, di kompleks pesantren yang mengelola pendidikan mulai dari tingkat RA hingga STIA (Sekolah Tinggi Ilmu Agama) ini.