REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA -- Relawan Kaltim Hebat (Rekat) mengajak masyarakat Kaltim untuk tidak golput pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kaltim periode 2018-2023 pada 27 Juni 2018.
Hal ini disampaikan Irsyad ketua Rekat Kaltim. Irsyad menilai tingginya angka golput pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2015 lalu, yang mencapai 43% akan berpotensi menjadi ancaman pada Pemilihan Pubernur Kaltim 2018.
"Masyarakat lebih banyak memilih melaksanakan aktifitasnya masing-masing ketimbang datang ke tempat pemungutan suara (TPS)," kata Irsyad dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Ahad (8/4).
Menurut Irsyad, rendahnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan masa depan Kaltim, mendorong terbentuknya tim Relawan Kaltim Hebat atau disingkat Rekat.
Tujuan terbentuknya Rekat, kata Irsyad, tidak lain untuk mengakomodir dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, agar mereka dapat menggunakan hak pilihnya sebaik mungkin. "Inilah yang mendasari terbentuknya Rekat, paling tidak kita dapat menekan jumlah angka golput," sebut Irsyad.
Selain mengakomodir dan memberikan pendidikan politik, Rekat juga menghimbau agar masyarakat Kaltim bisa lebih cerdas dalam memilih cagub dan cawagub Kaltim untuk lima tahun kedepan.
Karena itu, Rekat menurunkan ribuan relawannya ke kabupaten/kota untuk melakukan riset dan kajian terhadap kiprah, sepak terjang ke empat paslon.
Hasil riset door to door interview (DTDI) ini, kata Irsyad, sebanyak 37,23% dari 125.000 rumah di 7 Kabupaten/Kota, sebagian besar masyarakat lebih banyak memilih pasangan calon (paslon) Rusmadi Safaruddin dengan nomor urut 4, kemudian disusul paslon nomor 3 Isran Noor Hadi Mulyadi sebanyak 23,70% dan 21,83% untuk paslon nomor 2, Syaharie Jaang Awang Ferdian Hidayat, terakhir 17,23 % untuk paslon Andi Sofyan Hasdam Rizal Effendy.
"Ini di luar dugaan, ternyata masyarakat antusias menginginkan pemimpin wajah baru dengan program yang lebih efektif mengatasi segala persoalan yang ada di Kaltim," terang Irsyad.