REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perpindahan pengemudi Uber menjadi mitra Grab bukan berarti melewati tahapan uji keselamatan berkendara. Mereka harus melewati tes dengan membawa penumpang.
"Kalau tes SIM kan sendiri kalau ini berboncengan," kata Head of Grab Bike Indonesia Richard Aditya saat ditemui di GOR Bendungan Hilir, Jumat (6/8).
Untuk dapat lulus, mereka harus mendapatkan skor rata-rata minimal 7 dari skala poin 10. Setelah dinyatakan lolos proses seleksi, baru mereka resmi menjadi mitra Grab.
Dalam tes keselamatan berkendara ini, pihaknya menggandeng vendor berlisensi yakni Trainers Management Indonesia (TMI), Pusdiklantas Polri dan Sarana Gemilang Nusaindo (SGN).
Tidak ada biaya yang harus dibayarkan dalam pendaftaran ini. Ia menambahkan, biaya sebesar Rp 100 ribu per mitra yang disebut-sebut diperuntukkan sebagai saldo bagi mitra Grab pada dompet kredit.
"Itu yang kita bantu untuk isi dibanding mereka pulang dulu, harus isi dulu," katanya.
Para mitra juga mendapatkan asuransi di 50 rumah sakit di Jabodetabek. Bahkan ada rembersment yang bisa diajukan mitra Grab ke perusahaan.
"Jadi udah kaya karyawan aja semuanya, seakan-akan ya," katanya.
Sebulan sekali mereka juga akan memperoleh pembekalan sebagai bentuk penyegaran mengenai keselamatan berlalu lintas. Pembekalan ini dilakukan bekerjasama dengan pihak kepolisian.