Jumat 06 Apr 2018 22:54 WIB

Badan Geologi: Belum Ada Jejak Tsunami 57 Meter di Indonesia

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang.

Papan evakuasi tsunami.
Foto: EPA
Papan evakuasi tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER, JAWA TIMUR -- Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan belum ada sejarah tsunami setinggi 57 meter di Indonesia.

"Beberapa ilmuwan ada yang menghitung run-up gelombang tsunami di Pandeglang hingga mencapai 57 meter, tapi itu bukan ramalan, bukan prediksi, tapi hitungan, dan kalau menurut saya bukan prediksi juga, bukan ramalan berdasarkan perhitungan. Dari sisi kejadian, tsunami yang setinggi 57 meter itu belum pernah ada jejaknya," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar.

Dalam informasi resmi Kementerian ESDM yang dipantau Antara di Jember, Jumat (6/4), Rudi menjelaskan dari sisi kejadiannya untuk menciptakan gelombang arus yang setinggi itu harus terjadi pergerakan bawah dasar laut yang sangat luas.

Rudi mencontohkan, saat terjadi gelombang tsunami di Aceh tahun 2004 yang lalu itu pergerakannya di bawah itu hampir 500 meter yang menciptakan tinggi gelombang tsunami tidak sampai puluhan meter. Jadi, jika tercipta gelombang tsunami yang tinggi harus terjadi gerakan yang besar di bawah.

"Hingga saat ini tidak ada yang bisa meramalkan kapan terjadinya gempa bumi. Hanya bisa menghitung kalau bergerak dari sisi ini ke sisi ini maka volumenya sebesar apa, maka airnya akan naik berapa," ujarnya.

Rudy mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang karena ini baru hitung-hitungan secara teoritis bukan ramalan atau prediksi.

Ia mengungkapkan, beberapa wilayah pesisir Indonesia seperti Jawa Bagian Selatan dan Pantai Barat dari Sumatera Barat merupakan wilayah yang rentan terjadinya bencana gelombang tsunami dengan sumber tsunami karena adanya subduksi atau pertemuan antar lempeng. Bagi masyarakat yang tinggal di lokasi-lokasi tersebut diminta untuk tetap waspada terjadinya tsunami.

"Beberapa waktu ke belakang, wilayah-wilayah yang rentan terjadinya tsunami terjadi gempa dan diharapkan gempa-gempa yang terjadi itu merupakan pelepasan-pelepasan energi yang tersimpan di dalamnya. Mudah-mudahan dengan seringnya terjadi gempa yang kecil itu mengurangi jumlah energi yang tersimpan di dalamnya," jelas Rudi.

Sebagai langkah mitigasi, Badan Geologi terus memetakan wilayah-wilayah Indonesia yang rawan terjadinya bencana gelombang tsunami dan menginformasikan ke pemerintah daerah agar memasukkannya dalam perencanaan tata ruang wilayahnya terhadap terjadinya tsunami dan bencana geologi lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement