REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut tidak tinggal diam atas informasi ancaman bahaya tsunami yang diprediksi bisa terjadi di laut Jawa. Pemkab Garut meminta warga pesisir pantai tidak larut dalam kekhawatiran.
Kasi Penyelamatan Non-Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut Tubagus Agus Sofyan mengatakan Kabupaten Garut mempunyai wilayah pantai yang luas membentang dari perbatasan Kabupaten Cianjur hingga Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi itu membuatnya perlu menindaklanjuti pernyataaan BMKG dan BPPT soal bahaya tsunami.
"Dilihat dari pernyataan BPPT dan prediksinya mengenai ancaman agar masyarakat siap siaga dalam menghadapi potensi bencana," katanya pada wartawan, Rabu (4/4).
Ia mengingatkan warga yang tinggal di sekitar pantai selatan Garut untuk meningkatkan kewaspadaan usai menerima informasi tentang prediksi adanya potensi tsunami. Hanya saja ia meminta warga tetap tenang. Sebab prediksi BMKG dan BPPT belum dapat ditentukan kapan akan terjadi.
"Dari laporan sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan dan alat untuk memprediksi akan ada bencana geologi dan gempa, jadi bencana akan datang kapan saja tanpa bisa diprediksi akurat," ucapnya.
Langkah mitigasi yang bisa diambil warga pesisir ialah memetakan wilayah untuk dijadikan tempat berkumpul ketika tsunami terjadi. Selain itu, warga harus mengetahui sinyal akan terjadinya tsunami supaya bisa melarikan diri.
"Isyarat yang bisa dijadikan patokan bahwa tsunami akan terjadi adalah saat air laut surut dari batas normal, dan jika sudah begitu harus langsung bergerak cepat ke tempat yang lebih tinggi menyelamatkan diri," imbaunya.