REPUBLIKA.CO.ID, MALANG-- Kemacetan yang terjadi di Kota Malang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Apalagi Kota Malang sempat terdaftar sebagai kota termacet ketiga di Indonesia berdasarkan survei Intrix.
Melihat hal tersebut, Pemkot Malang pun mencoba mencari solusi tepat dalam menghadapi kemacetan. Salah satu di antaranya dengan mengadakan "Seminar Solusi Strategi Transportasi Mengatasi Kemacetan di Kota Malang". Acara yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang tersebut dibuka secara resmi oleh Pjs Walikota Malang, Wahid Wahyudi, Rabu (4/4).
Wahid Wahyudi menyampaikan, Pemkot Malang sudah seharusnya tidak hanya memikirkan transportasi di Kota Malang. Namun juga perlu memikirkan sistem transportasi Kota Metropolitan Malang Raya dan Kota Megapolitan Surabaya. Hal ini perlu dilakukan karena ketiganya dianggap saling berhubungan.
Terkait hal tersebut, Wahid menilai, perlu adanya rumusan yang jelas tentang infrastruktur yang akan menunjang prasarana jalan. Kemudian tak hanya melaksanakan program dan kegiatan rutin tapi harus sudah memberikan program perubahan yang baru juga. "Ini semua demi pelayanan terbaik pada masyarakat" ujar Wahid Wahyudi di Hotel Atria Kota Malang, Rabu (4/4)
Menurut Wahid, desain program harus tersedia termasuk perubahan sarana transportasi ke depannya. Pemilihan moda dan tahapan pengembangannya juga harus dipilih dengan jelas sesuai kebutuhan Kota Malang. Salah satu di antaranya seperti angkutan massal berbasis bus.
Wahid berpendapat, Kota Malang perlu memikirkan penggantian kendaraan kecil dengan minibus. Hal ini termasuk menghadapi dampak sosial yang akan terjadi pada pemilik dan supir angkutan kecil tersebut. Dengan demikian diharapkan mereka juga dapat ikut terlibat pada pengelolaan angkutan dengan kapasitas besar.
"Dan juga seiring berkembangnya zaman, angkutan berkapasitas besar juga perlu dipikirkan, seperti angkutan berbasis rel dan lain sebagainya," jelasnya.