Selasa 03 Apr 2018 16:14 WIB

Disperindag Klaim Makanan Kaleng tak Layak Sudah Ditarik

Makanan kaleng di minimarket ditarik pusat di pasar tradisional ditarik penyalur.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
27 merek ikan makarel dalam kaleng yang positif mengandung cacing parasit.
Foto: Republika/Rr Laeny Sulistyawati
27 merek ikan makarel dalam kaleng yang positif mengandung cacing parasit.

REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat mengklaim seluruh makanan kaleng yang tidak layak dan beredar di pasar tradisional dan minimarket sudah ditarik oleh penyalur-penyalurnya. Hal ini terkait dengan adanya makanan ikan sarden kaleng yang terdapat cacing.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat, Weti Lembanawati, mengatakan pihaknya sudah melakukan pengawasan dan pemantauan beberapa pekan kemarin. Hasilnya, makanan kaleng di minimarket sudah ditarik oleh pusat. Sementara yang di pasar tradisional sudah ditarik oleh penyalurnya.

"Peninjauan dilakukan seminggu lalu. Makanan kaleng di minimarket sudah ditarik pusat, sedangkan di pasar tradisional ditarik oleh penyalur," ujarnya, Selasa (3/4). Ia menuturkan, pihaknya telah memeriksa semua pasar tradisional.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali merilis 27 merek ikan makarel dalam kaleng yang positif mengandung bibit cacing parasit. Sebanyak 27 merek olahan ikan dalam kaleng tersebut terdiri atas 16 produk impor dan 11 produk dalam negeri.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, temuan cacing di ikan makarel awalnya ditemukan pertama kali di Riau dan makin berkembang. Ia menyebutkan, awalnya hanya tiga merek yang mengandung cacing, yaitu Farmerjack, IO, dan HOKI, tetapi kini jumlahnya terus berkembang.

"Sampai dengan 28 Maret 2018, BPOM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 541 sampel ikan dalam kemasan kaleng yang terdiri dari 66 merek. Hasil pengujian menunjukkan 27 merek positif mengandung parasit cacing, terdiri dari 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri," katanya di Jakarta Pusat, Rabu (28/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement