REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pilkada 2018 diselenggarakan di 16 kota kabupaten di Provinsi Jawa Barat secara serentak. Dari 16 wilayah, di empat kota kabupaten calon yang merupakan pejawat atau incumbent masih mendominasi keunggulan di kalangan masyarakat, baik tingkat popularitas juga elektabilitas.
Lembaga survei Rectoverso Institute melakukan penelitian di empat kota kabupaten yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, Kota Sukabumi dan Kota Bandung. Hasil sementara menunjukkan calon pejawat masih menempati posisi tertinggi.
"Memang dari hasil survei cenderung pejawat atau yang dari kalangan artis popularitasnya paling tinggi. Elektabilitas juga masih tertinggi seiring dengan popularitas tersebut. Jadi petahana cenderung lebih unggul," kata Peneliti Rectoverso Institute Romdin Azhar, dalam konferensi pers di Jalan Progo, Kota Bandung, Senin (2/4).
Romdin memaparkan untuk Kota Bandung, pasangan Oded M. Danial dan Yana Mulyana dari sisi popularitas masih berada di tingkat pertama dibanding dua calon lainnya. Hasil survei menunjukkan, tingkat popularitas Oded yang sebelummya menjabat sebagai wakil wali kota yakni sebesar 80 persen. Hasil itu diikuti oleh Nurul Arifin yang sebelumnya dikenal sebagai artis sebesar 72,75 persen kemudian Yossi Irianto sebesar 66,25 persen.
Sementara dari elektabilitas, kata dia, Oded berada posisi paling tinggi yakni sebesar 45 persen. Tingkat ini diikuti oleh Yossi yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah Kota Bandung sebesar 31,50 persen dan kemudian Nurul Arifin sebesar 19 persen.
"Elektabilitas calon di Kota Bandung menunjukkan bahwa yang unggul Oded, kemudiam Yossi, baru Nurul. Kalau wakil-wakilnya relatif masih rendah (popularitas). Tapi ini masih kompetitif," ujarnya.
Sementara, di Kabupaten Bandung Barat, pasangan calon bupati dan wakil bupati Elin Suharliyah dan Maman Sanjaya juga tingkat popularitasnya paling tinggi yakni 85,78 persen. Seperti diketahui, Elin juga memiliki kedekatan dengan Bupati Bandung Barat saat ini.
Elin merupakan istri Bupati Abu Bakar. Sementara dari tingkat elektabilitas, Elin bersaing dengan calon lainnya Aa Umbara.
Di Pilkada Garut, calon pejawat, Rudy Gunawan yang menjabat bupati juga tingkat popularitasnya paling tinggi. Begitu pun elektabitasnya jauh dibanding pasangan lainnya.
"Tingkat popularitas Rudy Gunawan mencapai 92,20 persen. Elektabilitasnya juga 59,60 persen. Jauh di atas dibanding calon lainnya," ujarnya.
Achmad Fahmi yang merupakan wakil wali kota Sukabumi yang ikut mencalonkan diri sebagai wali kota Sukabumi juga mendominasi tingkat popularitas dan elektabilitas. Bersama pasangannya Andri Hamami popularitasnya sebesar 71,25 persen sedangkan elektabilitasnya sebesar 54,25 persen.
Ia melihat, masyarakat masih cenderung memilih pejawat karena dinilai memiliki pengalaman dibanding calon lainnya, sehingga diharapkan bisa melanjutkan program ke depannya. Hal ini disebutnya berbeda dengan lima tahun lalu yang lebih memilih kepala daerah karena berpenampilan menarik dan kaya atau dermawan.
"Alasan utama masyarakat memilih bupati atau wali kota cenderung sama di setiap daerah, yaitu berpengalaman, visi misi, dan cerdas intelek," ucapnya.
Meski demikian, ia menilai angka ini masih bisa berubah-ubah. Seiring dengan masa kampanye yang masih beberapa bulan hingga hari pencoblosan.
Survei ini dilakukan di masing-masing daerah dengan jumlah responden yang mewakili wilayah. Untuk Kabupaten Bandung Barat diwakilkan oleh 450 responden dari 16 kecamatan, Kabupaten Garut diteliti dari 500 responden dari 42 kecamatan. Sementara, Kota Sukabumi sebanyak 400 responden dari tujuh kecamatan serta Kota Bandung mewakili 30 kecamatan dengan 400 responden. Untuk Kota Bandung survei dilakukan pasa 17-25 Maret, sementara tiga kota kabupaten lainnya diambil pada akhir Januari lalu.
Empat lokasi ini merupakan wilayah kerja Rectoverso Insitute yang dinilai juga mewakili jumlah DPT mulai dari tertinggi yakni Kabupaten Garut, menengah di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Dan juga wilayah dengan DPT terendah yakni Kota Sukabumi.