Senin 02 Apr 2018 00:19 WIB

AHY tak Ingin Berangan-angan Dampingi Jokowi

AHY tak ingin berandai-andai karena khawatir melenceng dari meyukseskan Demokrat.

Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Komandan Satuan Tugas Bersama Pemilu 2019 DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak ingin berangan-angan mendampingi pejawat Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ketika disinggung kesiapan mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019, suami Annisa Pohan tersebut menyerahkan sepenuhnya ke Jokowi selaku calon Presiden.

"Saya tidak ingin berangan-angan. Akan tetapi kalau ditanya, ya tergantung Pak Jokowi karena calon wakil presiden dipilih oleh calon Presiden, bukan malah sebaliknya," kata AHY kepada wartawan di sela kunjungannya di Surabaya, Ahad (1/4).

Mantan prajurit TNI yang pensiun dini dengan pangkat terakhir Mayor tersebut mengamini doa agar dirinya maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Baik sebagai calon presiden (Capres) atau calon wakil presiden (Cawapres).

"Kalau ada yang mendoakan demikian, ya Alhamdulillah, Amin. Semua doa pasti baik dan kalau itu harapan rakyat dan lahir dari serta perasaan, saya mengapresiasinya," ujar dia.

Kendati demikian, putra sulung Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut kembali menyatakan tak ingin berandai-andai terlalu jauh. Sebab, dia khawatir, akan melenceng dari tujuan utama untuk menyukseskan serta memenangkan Partai Demokrat pada Pemilu 2019.

Menurut dia, setiap orang memiliki mimpi terbaik untuk dirinya sendiri serta negaranya sehingga sah-sah saja ketika ingin menjadi putra terbaik bangsa. Namun, dia mengakui, tidak harus dikonversi menjadi pejabat politik tertentu.

Politikus yang pernah maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta tersebut mengaku akan terus berjuang dan melihat jauh ke depan. Meski, dia menambahkan, beberapa lembaga survei menempatkannya sebagai salah seorang figur tepat untuk menjadi pemimpin di masa mendatang.

"Sekali lagi, kalau ada pandangan positif maka wajib saya syukuri. Tapi yang pasti karena harus mengantongi tiket 20 persen untuk maju sebagai calon Presiden dan saat ini modalnya masih 10 persen maka harus dipikirkan terlebih dahulu. Percuma memajukan calon, tapi syaratnya mengusungnya belum cukup," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement