REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP yang juga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengungkapkan alasannya sampai saat ini bungkam terhadap isu sosok yang tepat untuk menjadi cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Mantan Sekjen PDIP dan juga mantan Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 itu merasa bukan orang yang tepat mengomentari situasi politik.
Tjahjo berprinsip sebagai menteri ia harus fokus bekerja menyukseskan pemerintahan kabinet kerja Jokowi 2014-2019. "Posisi saya sekarang sebagai mendagri mempunyai tugas dan kewajiban sebagai pembantu presiden. Yang harus bekerja dan bekerja melaksanakan tugas sampai garis finis," kata Tjahjo melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (1/4).
Tjahjo menyatakan, jabatan menteri yang ia emban selama satu periode pemerintahan ini adalah amanah dari presiden dan rakyat. Yang tak kalah penting, menurut politikus asal Jawa Tengah itu, jabatan publik yang ia pangku juga akan menjadi pertanggungjawaban di mata Allah SWT.
Tjahjo menyebut dirinya tetap akan mendukung sosok yang nanti akan dipilih Jokowi dan partai pengusung untuk menjadi cawapres Jokowi. Sekarang, lanjut dia, yang berhak berkomentar dan memberi pandangan terkait nama-nama yang mencuat di publik terkait cawapres Jokowi nanti adalah pimpinan partai pengusung, pengamat, dan elemen masyarakat.
"Saya menurut saja apa instruksi dan keputusan Pak Jokowi dan pimpinan partai saya. Saya tetap bekerja sampai selesai tugas sebagai pembantu presiden," jela Tjahjo.