REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Sujito meminta pasangan calon gubernur Jawa Tengah (cagub Jateng) Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen mewaspadai kasus korupsi KTP-el yang digunakan oleh lawan politik untuk melemahkan elektabilitasnya. Meski, dari beberapa survei, elektabilitas pasangan Ganjar-Yasin masih tinggi.
"Isu KTP-el paling potensial digunakan pasangan calon Sudirman Said-Ida Fauziyah untuk melemahkan Ganjar-Yasin," katanya ketika dihubungi melalui telepon dari Semarang, Jumat (30/3).
Ia menyebutkan, bahwa ampuh tidaknya isu KTP-el ini tergantung banyak faktor, seperti cara 'menggoreng' hingga sasaran tembak, bahkan reaksi balik Ganjar dan konfigurasi politik nasional juga turut memengaruhi.
"Mereka (Sudirman-Ida) pasti akan menggoreng itu (kasus korupsi KTP-el), cuma mempan apa tidak tergantung cara bereaksi dan konfigurasi politik nasional karena Jateng ini salah satu barometer nasional," ujarnya.
Kendati demikian, Ari mewanti-wanti Sudirman-Ida untuk berhati-hati. Alasannya, bisa jadi pemanfaatan isu KTP-el tersebut malah berujung pada kampanye hitam dan justru menjadi blunder.
"Ya bisa kalau dia menyatakan sesuatu yang tidak ada bukti, mengada-ada dan menyerang pribadi itu menjadi black campaign, harus hati-hati kalau terjebak kampanye hitam kan blunder juga," katanya.
Sepanjang pengamatan Ari, isu KTP-el masih bermain di tingkatan kalangan masyarakat menengah, baik produsen isu maupun sasaran. Padahal, yang paling penting adalah kalangan bawah atau grass root di mana Ganjar Pranowo sangat kuat di sana.
Pada Pilgub Jateng 2018, pasangan cagub Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar mendapat nomor urut 1.