REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetlan dua bendungan yang tengah dibangun, Bendo di Kabupaten Ponorogo dan Tukul di Kabupaten Pacitan rampung tahun depan.
Keduanya merupakan bagian dari 65 bendungan yang menjadi Program Strategis Nasional Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
"Salah satu yang tengah dibangun adalah Bendungan Bendo yang kapasitasnya cukup besar, bisa menampung 43 juta meter kubik untuk suplai irigasi di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo seluas 7.800 hektare," katanya saat meninjau pembangunan Bendungan Bendo di Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (30/3).
Bendungan ini ditargetkan selesai akhir 2019. Selain agar jumlah tampungan air di Indonesia terus bertambah untuk memenuhi ketahanan pangan dan ketahanan air, manfaat lainnya untuk air baku sebesar 780 liter per detik, pembangkit listrik empat MW dan pengendalian banjir Kota dan Kabupaten Madiun.
Bendungan dengan tinggi 71 meter membendung Sungai Keyang. Pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan nilai kontrak Rp 709,4 miliar.
Kunjungan dilanjutkan ke Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan yang dimulai 2014. Progresnya saat ini sudah mencapai 64 persen dan ditargetkan rampung pada Juli 2019.
Menurut Basuki tidak ada kesulitan dalam teknik konstruksi bendungan. Tantangannya adalah pada tebing di sekitar lokasi bendungan yang rentan longsor. Oleh karena itu, penanganan longsor yang sudah dilakukan akan ditambah dengan pembuatan sabo dam untuk menahan pasir dan batu dari hulu sungai.
"Lansekap di sini juga akan ditata karena Pacitan memiliki pemandangan bagus dan menjadi tujuan wisata. Tampungan air di Pacitan akan kita tambah karena Pacitan termasuk daerah kering," ujar dia.
Bendungan Tukul mampu menampung sembilan juta meter kubik untuk menyuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik. Selain itu mengurangi banjir di Pacitan karena bendungan ini menahan anak Sungai Grindulu. Pembangunannya dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 636 miliar.