REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pancasila disebut sebagai ideologi terbaik di dunia karena di dalamnya terdapat harmoni tentang kehidupan beragama dan berbudaya yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Terutama dalam menghadapi serangan ideologi transnasionial yang ingin memecah belah Nusantara.
“Pancasila itu artinya gotong royong, serasi, selaras, baik dalam beragama maupun berbudaya. Artinya dengan Pancasila jiwa orang Indonesia terbentuk menjadi manusia yang harmonis dan toleran. Itulah kekuatan Pancasila dan itu telah kita buktikan sejak dari jaman kemerdekaan sampai sekarang,” ujar mantan ketua umum PBNU KH As’ad Said Ali, Jumat (20/3).
Menurut Kiai As’ad, Pancasila yang lahir dari hasil kesepakatan para tokoh negeri, baik tokoh nasionalis maupun tokoh agama, saat Indonesia baru didirikan, telah terbukti menjadi ideologi terbaik bagi Indonesia dengan berbagai keragamannya. Kendati demikian, ia tidak menampik ada banyak kelompok yang ingin ‘menggoyang’ Pancasila. Karena itu bangsa Indonesia harus terus memperkuat persatuan dan pemahaman Pancasila sebagai antisipasi dari berbagai ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Pancasila itu adalah satu kesatuan antara agama dan budaya atau hubbul wathon minal iman. Artinya dengan lima sila yang ada, negara kita bukan negara sekuler atau teokrasi, tapi negara beragama,” kata mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.
Ia mengungkapkan, setelah periode reformasi lalu, ada kelompok yang ingin menarik Indonesia menjadi negara sekuler. Misalnya, mereka mengatakan Pancasila ingin ‘dihijaukan’. Kemudian juga ada yang mengatakan Pancasila anti-syariat islam. Kemudian pada tahun 1956, PKI waktu di Konstituante, meminta sila ketuhanan yang maha esa diganti dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan, dan lain sebagainya yang menjadi kekacauan saat itu
“Itu penafsiran yang keliru. Yang benar Islam telah diwadahi dalam Pancasila. Makanya dalam Dekrit Presiden 1959 disebutkan Piagam Jakarta menjiwai Pancasila,” kata Kiai As’ad.