Kamis 29 Mar 2018 20:29 WIB

Hindari Makanan Bercacing, Masyarakat Diminta Cerdas

Selalu teliti sebelum membeli bahan makanan apa pun.

Rep: Rr Laeny Sulistywati/Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
27 merek ikan makarel dalam kaleng yang positif mengandung cacing parasit.
Foto: Republika/Rr Laeny Sulistyawati
27 merek ikan makarel dalam kaleng yang positif mengandung cacing parasit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Indonesia meminta masyarakat memperhatikan teliti saat membeli makanan instan atau kalengan. Salah satunya dengan mengecek apakah merek terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Ketua Persagi Minarto mengatakan selain mengecek apakah merek terdaftar pastikan pula masa kedaluwarsa. Juga kemasan fisiknya. "Karena itu bagian dari cara kita menggaransi bahwa yang kita pilih aman," katanya.

Terkait temuan ikan makarel kalengan yang berparasit cacing, Minarto meminta masyarakat tidak mengonsumsinya. "Saya kira itu sudah clear, memang pengaruh ke protein tidak ada atau sangat kecil, tetapi dari sisi keamanan tidak ada manfaatnya," ujarnya, Kamis (29/3).

Artinya, dia melanjutkan, proses atau bahan baku ikan makarel dipandang tercemar atau tidak higienis. Karena itu, ia meminta supaya masyarakat memilih ikan yang aman dan tidak mengganggu kesehatan. Sebab ikan merupakan makanan yang sangat didorong untuk dikonsumsi supaya gizi di tubuh dipenuhi.

Sementara akademisi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Diponegoro, Fronthea Swastawati, mengatakan cacing bisa ditemukan ditemukan di dalam ikan kaleng apa saja, selain ikan makarel yang baru-baru ini ditemukan. Sebab, layaknya mikroba, larva cacing dimungkinkan bisa bertahan dengan suhu panas sekalipun.

“Bisa terjadi tak hanya di ikan makarel saja, tapi bisa  terjadi di ikan manapun,” kata Fronthea, Kamis (29/3). Ia mengatakan, ditemukannya cacing di dalam ikan makarel kaleng disebabkan bukan dari proses pengalengan itu sendiri. Melainkan dari bahan baku ikan, yaitu yang ditangkap langsung dari perairan Indonesia maupun yang diimpor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement