REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Sigit Widjatmoko membantah adanya rencana menghilangkan jalur Transjakarta koridor 1 seiring pengoperasian MRT nantinya. Sigit memastikan koridor 1 akan tetap ada meski MRT mulai beroperasi.
"Desain penataan jalur Soedirman-Thamrin sudah ditetapkan beberapa saat lalu, terlihat jelas bahwa dalam perencanaan tersebut masih mengakomodir jalur Bus Transjakarta," kata Sigit saat dihubungi, Kamis (29/3).
Koridor 1 Bus Transjakarta yakni Blok M-Jakarta Kota. Sementara MRT fase pertama dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia dan terdapat 13 stasiun. Terdiri dari tujuh stasiun layang yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Serta enam stasiun bawah tanah yakni Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus - Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta; 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali.
Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) dan sistem operasi Automatic Train Operation (ATO) grade 2, yang merupakan teknologi baru bagi Indonesia.
Sebelumnya, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengkhawatirkan Jalur MRT yang baru akan turut melibas keberadaan jalur koridor 1 bus Transjakarta yang saat ini masih eksisting. "Kekhawatiran itu sudah lama, ada kekhawatiran kalau MRT datang maka busway dicabut," kata Komisioner Hukum dan Humas DTKJ Damantoro.
Ia menyebut satu kekhawatiran yang timbul saat ini adalah adanya wacana mengenai pengintegrasian koridor 1 busway dengan MRT sendiri. "Mungkin namanya restrukturisasi jalur, namun hal ini pada nyatanya juga akan menghilangkan koridor 1 itu," ujar dia.