REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra tampak tidak ingin terburu-buru dalam menentukan siapa yang akan dijagokan di pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Sebab, sampai saat ini Partai Gerindra masih belum mengumumkan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan diusung.
Wakil Sekjen Partai Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo menganggap deklarasi calon presiden bukanlah hal yang penting bagi Partai Gerindra, yang paling penting menurutnya adalah pada saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka tahapan pendaftaran capres pada 4 - 10 Agustus 2018 mendatang.
"Siapa calonnya nanti kita lihat, teman-teman nongkrong aja di Imam Bonjol (Kantor KPU) nanti siapa yang datang," kata Aryo yang merupakan keponakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tersebut.
Aryo menganggap percuma Prabowo mendeklarasikan diri sekarang jika cawapresnya belum ada. Ia juga mengakui saat ini Partai Gerindra masih melakukan pembahasan terkait nama-nama yang akan dimajukan oleh Partai Gerindra sebagai capres-cawapres.
Aryo menilai Partai Gerindra baru akan mantap deklarasi setelah adanya dukungan partai yang sudah solid. Selain itu, faktor lainnya menentukan adalah kemenanga Partai Gerindra di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018. "Dukungan masyarakat selain survei ya Pilgub ini. Pilgub ini sangat penting untuk menghitung dukungan masyarakat terhadap figur Pak Prabowo," katanya, Rabu (28/3).
Hingga saat ini Partai Gerindra kokoh mengusung Prabowo sebagai capres. Sebab Partai Gerindra belum memikirkan siapa calon presiden alternatif selain Prabowo. Hal senada juga disampaikan Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria. Riza juga mengungkapkan Partai Gerindra tidak ingin terburu-buru dalam menentukan Cawapres Prabowo.
"Karena yang penting bagi kami membangun soliditas dan sinergi yang positif sesama partai koalisi," ujarnya saat dijumpai di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.