Rabu 28 Mar 2018 16:35 WIB

Kesan Beckham kepada Siswi Korban Perundungan

Di Indonesia, Beckham bertemu Sripun yang menjadi pemimpin mencegah perundungan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ratna Puspita
Duta Kehormatan Unicef, David Beckham bersama Sripun, saat berkunjung di Semarang.
Foto: dok. Unicef 2018
Duta Kehormatan Unicef, David Beckham bersama Sripun, saat berkunjung di Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Duta Kehormatan Unicef David Beckham terkesan dengan Sripun (15 tahun). Siswi SMP di Semarang itu berubah dari korban perundungan menjadi pemimpin untuk mencegah perundungan di sekolahnya.

Dalam kunjungannya di Kota Semarang, Jawa Tengah, Beckham bertemu dengan Sripun (15). Siswi SMP itu pun menceritakan kisahnya  lewat fitur Insta Story pada Instagram milik Beckham. 

Sripun juga menunjukkan rumahnya, keluarga dan teman-temannya di sekolah kepada dunia. “Saya menghabiskan waktu dengan seorang anak perempuan yang luar biasa, Sripun, yang dipilih oleh teman- temannya untuk ikut ambil bagian dalam program antiperundungan guna menghentikan kekerasan di sekolah,” kata Beckham melalui siaran persn yang diterima Republika, Rabu (28/3).

Menurut salah satu legenda Manchester United ini, Sripun merupakan sosok pembuat perubahan. Sripun kini membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk siswa-siswa lain agar merasa aman.

Bagi Beckham, ini telah meningkatkan percaya dirinya. Ia berharap murid-murid lain tidak perlu mengalami perundungan seperti Sripun. Sebab, kekerasan dan perundungan antarteman merupakan sejumlah isu yang dihadapi anak-anak muda di Indonesia. Lebih dari satu dari lima anak berusia 13 hingga 15 tahun telah mengalami perundungan. 

Setidaknya, ada sekitar 18 juta anak dan satu dari tiga anak mengalami serangan fisik di sekolah. “Kekerasan ini meningkatkan risiko kesehatan mental yang buruk di antara anak-anak dan menjadi salah satu penyebab putus sekolah,” kata Beckham. 

Selama mengunjungi Indonesia, Beckham juga berkesempatan melihat langsung cara sekolah di Indonesia melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa. Cara tersebut tidak hanya melibatkan anak-anak yang pernah mengalami perundungan, tetapi anak-anak yang pernah melakukan perundungan. 

photo
Duta Kehormatan Unicef, David Beckham, bersama Sripun, saat berkunjung di Semarang. (Unicef 2018)

Berdasarkan skema ini, sebuah kelompok yang anggotanya dipilih oleh sesama teman dilatih mengenai isu-isu tentang perundungan. Kemudian, mereka belajar untuk menciptakan lingkungan positif.

“Guru- guru belajar untuk menggunakan disiplin positif untuk memastikan kelas tetap bebas dari kekerasan,” kata Beckham.

Beckham mengetahui program-program pencegahan perundungan di Indonesia telah memberikan manfaat bagi sedikitnya 7 ribu anak. Hasilnya mengindikasikan perundungan berkurang hampir 30 persen pada pelaksanaan awal program percontohan awal. 

“Hal yang paling menyentuh saya ketika saya mengunjungi anak-anak di seluruh dunia adalah potensi yang terdapat pada setiap anak,” kata Beckham.

Dia mengatakan potensi itu, baik di setiap kelas, lapangan bermain dan rumah. Hal ini membuat Beckham merasa sangat bangga melihat program yang diinisiasinya, yakni 7: The David Beckham Unicef Fund, bisa membantu Unicef mengatasi perundungan dan kekerasan di sekolah- sekolah di Indonesia.

Dengan demikian, dia mengatakan, program ini pada akhirnya membantu menjaga agar anak-anak, terutama anak perempuan aman di sekolah mereka. “Sehingga, mereka bisa melanjutkan pendidikan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik,” kata Beckham.   

Sejak 2015, 7: The David Beckham Unicef Fund juga telah mengubah hidup jutaan anak di seluruh dunia. Kegiatan program ini mulai dari memvaksinasi 400 ribu anak terhadap polio di Djibouti, membantu 15 ribu anak mengakses air minum bersih di Burkina Faso, serta melindungi 14.500 anak dari kekerasan dan perlakuan yang salah di Kamboja.

The 7 Fund baru-baru ini juga mendukung program-program Unicef di Indonesia, El Salvador, Nepal, dan Uganda untuk membantu anak- anak meruntuhkan halangan dan mengeluarkan kehebatan mereka.

The 7 Fund mengatasi perundungan, kekerasan, perkawinan usia anak dan anak putus sekolah dan memastikan agar anak-anak, terutama anak perempuan, mendapat kesempatan sejati untuk meraih potensi hebat mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement