REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Santri diimbau mendalami wawasan kebangsaan tentang keragaman budaya dan keyakinan. Pemahaman tersebut akan memperkuat pemahaman keagamaan mereka yang inklusif dalam wujud sikap apresiasi dan persatuan bangsa.
Kepala Subdirektorat Pendidikan Kesetaraan Kementerian Agama Dr Sarpani mengatakan sejak dulu santri adalah agen perubahan yang mempersatukan kekuatan bangsa, sehingga Negara ini senantiasa berkembang. Semangat dan sikap toleransi mereka telah menjadikan Islam di Indonesia memiliki kekhasan dan keunikan yang diapresiasi dunia.
“Penggalian bakat dan minat santri harus selalu kita arahkan pada penggalian karakter mereka mengenai wawasan kebangsaan yang menjunjung tinggi sikap moderat atau wasathiyah,” kata Sarpani dalam Workshop Bakat dan Minat Santri Wajib Belajar Pendidikan Dasar di Bukittinggi, Sumatra Barat, Senin (26/3).
Nilai moderat dan kesetaraan menurutnya banyak diajarkan para ulama dan termaktub dalam turos yang menjadi sumber pelajaran kaum santri yang dulu dikenal sebagai kaum pejuang yang mengorbankan jiwa dan raga bagi kemerdekaan negeri ini.
Pendidikan kesetaraan di pondok pesantren tidak hanya ada dalam ranah kurikulum dan kelembagaan, tapi juga menyentuh pengembangan bakat dan minat santri pesantren. Penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar harus memberikan wawasan kebangsaan dan moderasi Islam pada santri pesantren penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar.
Workshop ini merupakan bagian dari program kesantrian dan ketenagaan pendidikan kesetaraan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Penyelenggaraan bakat-minat santri wajib belajar pendidikan dasar ini dihadiri sebanyak 42 tenaga pendidik kesantrian pesantren penyelenggara pendidikan dasar.
Narasumber yang diundang dalam acara ini adalah Dr Ahmad Zayadi selaku Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, dan Dr Ishom Yusqi selaku Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Narasumber lainnya adalah Dr Sarpani, Witdiaji selaku Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Pendidikan Kesetaraan, Sholla Taufiq selaku Kepala Seksi Ketenagaan dan Kesangsian dan Ali Sobirin selaku motivator.