Senin 26 Mar 2018 15:03 WIB

JK Minta Perpustakaan Nasional Lakukan Aksi Jemput Bola

Perpusnas diharapkan dapat kerja sama dengan ojek daring untuk layanan antarpinjam.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Gita Amanda
Koleksi buku di Perpustakaan Nasional.
Foto: MGROL 99
Koleksi buku di Perpustakaan Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) meminta agar Perpustakaan Nasional dapat melakukan aksi jemput bola untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pada era digitalisasi ini, menurut JK, perpustakaan telah banyak mengalami perubahan.

"Membaca itu bukan hanya membaca buku, tapi membaca di internet. Dunia sekarang berubah dalam hal kecepatan, karena kecepatan ilmu tidak bisa dipisahkan dengan digitalisasi," ujar Jusuf Kalla dalam pembukaan Rapat Kerja Perpustakaan Nasional, Senin (26/3).

Jusuf Kalla mengatakan, Perpustakaan Nasional harus menangkap peluang untuk mengembangkan sistem dengan kecepatan digitalisasi. Melalui sistem tersebut, diharapkan perpustakaan bisa mendekatkan diri kepada masyarakat dari tingkat pedesaan hingga perkotaan. Sehingga perpustakaan tidak hanya sekadar menunggu pengunjung untuk datang, melainkan melakukan aksi jemput bola kepada masyarakat agar mau datang ke perpustakaan dan membaca buku.

"Perpustakaanlah yang bergerak, bukan masyarakat yang bergerak, itulah cara dewasa ini jadi bukan hanya menunggu tapi bagaimana menawarkan (kepada masyarakat) untuk membaca buku tersebut," kata Jusuf Kalla.

Tak hanya itu, Jusuf Kalla juga mengusulkan agar perpustakaan bisa menjalin kerja sama dengan sistem transportasi online seperti GoJek untuk mengembangkan sistem layanan antarpinjam buku. Menurut Jusuf Kalla, kemudahan layanan ini cukup bagus mengingat telah terjadi pola perubahan sistem di masyarakat.

"Bagaimana mendekatinya dengan sistem, bisa juga perpustakaan kerja sama dengan GoJek, (misalnya) saya mau pinjam buku tolong antar ke rumah, semua bisa," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla juga mengusulkan agar perpustakaan bisa mendekati pusat-pusat keramaian masyarakat, misalnya di pusat perbelanjaan atau mal. Tak dipungkiri, untuk membuka gerai perpustakaan di mal memang membutuhkan biaya. Oleh karena itu wakil presiden mendorong agar perpustakaan bisa bekerja sama dengan pengusaha melalui mekanisme CSR perusahaan.

"Misalnya sebagai sumbangsih pengusaha, CSR perusahaan kepada masyarakat, (perpustakaan) minta pinjam tempat untuk menyediakan buku di mall," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla berpesan agar Perpustakaan Nasional dapat meningkatkan sosialisasi secara luas kepada masyarakat. Sebab, keberhasilan perpustakaan bukan hanya dinilai dari banyaknya buku yang dibaca namun bagaimana kehadiran perpustakaan dapat meningkatkan minat baca masyarakat dan generasi muda.

Penelitian Perpustakaan Nasional pada 2017, menunjukkan bahwa kegemaran membaca masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Data menunjukan bahwa frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata tiga hingga empat kaIi per minggu dengan lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit. Sementara jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya lima hingga sembilan buku.

Dengan demikian, diperoleh rata-rata tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia adalah 36,48 atau rendah. Selanjutnya, ditinjau dari kualifikasi pendidikan, struktur angkatan tenaga kerja Indonesia, masih didominasi oIeh jenjang pendidikan rendah.

Berdasarkan data BPS pada 2017 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pekerja di Indonesia didominasi oleh para pekerja berpendidikan SMP ke bawah (60 persen), sekitar 28 persen pekerja berpendidikan menengah. Sisanya hanya sekitar 12 persen pekerja Iulusan pendidikan tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement