REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Prancis melakukan kerja sama untuk sistem dan data tentang mitigasi geologi. Kerja sama antara kedua negara mencakup sistem pemantauan gunung berapi, pelatihan, dan mitigasi bahaya geologi di Indonesia.
Secara teknis, implementasi kerja sama ini akan dilaksanakan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar menambahkan saat ini ada 127 gunung aktif di Indonesia. Rudy mengungkapkan Gunung Merapi menjadi salah satu gunung yang menjadi fokus penelitian mitigasi.
"Proses mitigasi ini berada di sistem pemantauan. Salah satunya Gunung Merapi. Kenapa Merapi, karena gunung ini paling aktif jadi kita pasang teknologi di sana untuk mendeteksi. Kalau gunung lain misalnya Pangrango (Bogor) kan harus nunggu mungkin ratusan tahun lamanya," tambahnya.
Hubungan Indonesia dan Prancis sudah berjalan sejak Gunung Merapi mengalami erupsi pada tahun 2010 lalu. Kedua negara sepakat untuk melakukan proyek ilmiah Domerapi (2013-2017) yang mencakup pemasangan sejumlah peralatan di Gunung Merapi dan membangun bank data.
Selain kerja sama mitigasi, Indonesia dan Prancis juga sepakat melakukan pertukaran ilmuwan antarkedua negara. Adapun skema pendanaannya ditanggung masing-masing pihak. Perjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet dan Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar serta disaksikan langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.