REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan Rp 1,6 triliun untuk normalisasi Sungai Citarum. Sebab, sungai tersebut kini menjadi perhatian pemerintah termasuk Presiden Jokowi.
"Untuk normalisasi Citarumnya sendiri dan sungai-sungai di atasnya, di hulunya," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso, Ahad (25/3). Di antaranya digunakan untuk pembangunan terowongan Nanjung, normalisasi Sungai Cisangkuy, Cienteung Baleendah, Gede Bage dan anak-anak sungai di hulu Sungai Citarum.
Imam mengatakan, Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terkotor di Indonesia. Angka Rp 1,6 triliun tersebut dianggarkan untuk lima tahun hingga 2019. Sedangkan, Presiden Jokowi menargetkan Sungai Citarum bersih secara keseluruhan dapat selesai pada 2024.
"Itu jangka panjang," ujar dia.
Ia menjelaskan, butuh waktu lama mengingat banyak sungai yang perlu dinormalisasi. Termasuk melakukan penghijauan di area sekitar sungai.
Keberadaan masyarakat di sekitar sungai juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pemerintah perlu melakukan edukasi agar masyarakat setempat mau menjaga sungai dan tidak mencemari sungai tersebut.
Ia menambahkan, pencemaran sungai ada dua yakni limbah cair dan limbah padat yang berasal dari industri dan domestik. Selain pengerukan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga akan bersinergi dalam mewujudkan Sungai Citarum bersih 2024.