Ahad 25 Mar 2018 07:39 WIB

Alfi Buktikan Disabilitas bukan Halangan Berprestasi

Kekurangannya tidak menghalangi Alfi lulus cumlaude dari UII.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Alfiana Asti Premasari, salah satu mahasiswi penyandang disabilitas Universitas Islam Indonesia (UII) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Alfiana Asti Premasari, salah satu mahasiswi penyandang disabilitas Universitas Islam Indonesia (UII) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Salah satu mahasiswi penyandang disabilitas di Universitas Islam Indonesia (UII) menorehkan prestasi di bidang akademik. Tidak tanggung-tanggung, mahasiswi bernama Alfiana Asti Premasari tersebut berhasil lulus dengan predikat cumlaude pada Wisuda UII Periode IV 2017/2018.

Dara asal Yogyakarta itu sebelumnya menempuh pendidikan S-1 pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Melalui kegigihan dan semangat pantang menyerah, Alfi, biasa disapa, berhasil menyelesaikan studinya dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,73.

Tugas akhir yang ditulis Alfi sebagai syarat kelulusannya mengangkat tajuk Hubungan Antara Prestasi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus dengan Dukungan Orang Tua. Putri pasangan Aspandi dan Murtiwati ini mengaku tidak menyangka bisa mendapat predikat cumlaude.

Pasalnya, Alfi mengaku awalnya mendapat sedikit kesulitan mengerjakan skripsi, seperti saat proses bimbingan karena kurang konsultasi ke dosen pembimbing. Tapi, ia membuktikan, keterbatasan secara fisik tidak jadi hambatan untuk menuntut ilmu dan terus maju.

Perjalanan melanjutkan pendidikan sampai bangku kuliah diakui tidak mudah dan harus lalui banyak rintangan. Terlebih, kebanyakan perguruan tinggi reguler hanya menerima mahasiswa dilihat dari segi fisik, dan tidak menerima mahasiswa baru dengan kebutuhan khusus.

"Awalnya orang tua sempat putus asa untuk melanjutkan pendidikan saya hingga ke jenjang universitas karena universitas kebanyakan tidak menerima mahasiswa dengan kebutuhan khusus," kata Alfi yang tampak diluputi rasa haru, di Auditorium Abdul Kahar Muzakkir, Sabtu (24/3).

photo
Alfiana Asti Premasari, salah satu mahasiswi penyandang disabilitas Universitas Islam Indonesia (UII) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Mencoba peruntungannya ke UII, sampai akhirnya pada 2013 lalu diberi kesempatan mengenyam pendidikan dengan syarat lolos tes seleksi. Dengan usahanya sendiri, Alfi berhasil lolos tahap seleksi dan mendapat jaminan pemenuhan seluruh aksesibitas bangunan sampai lulus.

"Kesulitannya terkait aksesibilitas selama menjalani masa perkuliahan, saat mendapat kelas di lantai atas gedung bertingkat, maka saya berkonsultasi dengan dosen pembimbing akademik dan setelah itu akan diusahakan agar kelasnya bisa dipindah ke lantai dasar," ujar Alfi.

Wisudawati kelahiran Kulonprogo 15 Juli 1992 yang menamatkan pendidikan di SMK Negeri 2 Ngaglik itu menyadari kekurangannya dari segi fisik. Sehingga, tidak memungkinkan baginya untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang mengandalkan tenaga fisik.

Alfi lebih mengutamakan mengasah kemampuan intelektualnya melalui usaha selama ini untuk belajar dengan giat, sebagai stimulus memaksimalkan kecerdasan yang dimiliki. Selain motivasi dari dalam diri, ia mendapat dukungan dari lingkungan sekitar seperti orang tua.

Penerjemah atau kontributor majalah yang tidak harus berada di kantor dan bisa dikerjakan di rumah jadi cita-citanya kelak. Selama berkuliah, hubungan pertemanan dengan teman-teman dirasa tidak mengalami kendala yang berarti, tapi sedikit canggung karena berbeda. "Seiring berjalannya waktu, hubungan pertemanan membaik dan tidak lagi canggung antara satu sama lain," kata Alfi.

Tekad yang kuat untuk melanjutkan pendidikan terbukti mampu menghancurkan semua kekurangan yang mencoba membelenggunya. Pasca kelulusan, ia malah sudah berencana menempuh pendidikan S-2 Magister Pendidikan Bahasa Inggris atau Studi Disabilitas dan Pendidikan Infklusif.

Selain tekad tinggi, Alfi merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan sosial, dibuktikan sebagai pengurus salah satu komunitas difabel di Yogyakarta. Dengan keterlibatannya di dalam komunitas itu, jadi salah satu sumber motivasinya untuk terus belajar dan maju.

"Teman serjuangan saya di dalam komunitas disabilitas banyak yang seumuran bahkan lebih tua daripada saya, dan mereka memiliki kemampuan intelektual yang memadai tapi mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak," ujar Alfi.

Sebagai lulusan terbaik, Alfi tidak lupa memberikan pesan kepada adik kelasnya, para mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan di UII. Pertama, untuk tidak mudah menyerah dan terus berusaha yang terbaik dalam menuntut ilmu.

Ia turut berpesan kepada semua mahasiswa untuk senantiasa bersyukur, dan memanfaatkan segala kelebihan yang dimiliki. Alfi mengingatkan, banyak orang di luar sana yang kurang beruntung karena memiliki keterbatasan, sehingga tidak dapat merasakan bangku kuliah. "Kalian harus berjuang semaksimal mungkin dengan segala kelebihan yang kalian miliki, baik dari segi fisik maupun intelektual," kata Alfi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement