Ahad 25 Mar 2018 01:53 WIB

"Semua Negara Butuh Bertahan untuk Hidup"

Bila negara tak bisa bertahan hidup, maka negara berpotensi runtuh atau dicaplok.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Endro Yuwanto
Bendera Uni Soviet yang dibakar demonstran.
Foto: voa
Bendera Uni Soviet yang dibakar demonstran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Pengamat hubungan internasional Universitas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah mengatakan, ada banyak faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menyebabkan negara di dunia bisa runtuh. Hal itu dikarenakan semua negara mengalami perkembangan sehingga butuh untuk bertahan hidup.

"Negara itu bisa jatuh, negara itu bisa menua. Ini teorinya namanya lebensraum," kata Reza kepada Republika.co.id, Sabtu (24/3).

Reza mengatakan bila negara tidak bisa bertahan hidup, maka negara berpotensi runtuh atau dicaplok negara lain. "Kalau dia tidak bisa hidup di lingkungan dia, karena bertambah penduduk dan ekonominya tidak berhasil ya artinya dia ingin mencari interaksi dan kehidupan yang lebih luas kan. Kalau dia ditolak ya dia bisa hancur dalam negeri dan bisa dicaplok," jelasnya.

Reza menegaskan, setiap negara harus mampu menangani ketahanan nasional. Setiap negara di dunia, lanjut dia, mengalami pertumbuhan, perkembangan, dan menua. "Kalau dia tidak bisa mempertahankan diri, dia hancur," ungkapnya.

Reza mencontohkan beberapa negara yang telah runtuh di dunia adalah Uni Soviet dan Jerman Timur. Uni Soviet, kata dia, runtuh karena adanya kesenjangan di antara ekstrimis komunisme dan rakyatnya. "Di Uni Soviet sendiri, ideologi komunis sudah tidak populer, kritik di dalamnya begitu besar, dana yang tersalurkan untuk proyek luar angkasa yang sangat mahal. Pada akhirnya Uni Soviet runtuh dari dalam dan luar negara,” kata dia.

Sementara, runtuhnya Uni Soviet juga berdampak kepada Jerman Timur yang saat itu masih dalam kepemimpinan Uni Soviet. "Jerman Timur bubar karena pemerintahannya tidak berhasil menjawab kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya. Sehingga dia dicaplok oleh Jerman Barat," ujarnya.

Reza juga mencontohkan, Indonesia pada zaman kerajaan pada akhirnya runtuh karena karena kalah dengan pihak luar yang memiliki kemampuan manajemen dan teknologi yang lebih tinggi, serta pemanfaatan sumber daya manusia yang lebih baik. "Sehingga dengan mudahnya dikuasai oleh Belanda," tutur dia.

Reza mengingatkan, penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia. "Sekaranglah saatnya kita semua mengedepankan ke-Indonesiaan kita dan berpikir perlunya ketahanan nasional," kataya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement